• Beranda
  • Berita
  • Keterisian tempat tidur RSUDAM Lampung turun jadi 39 persen

Keterisian tempat tidur RSUDAM Lampung turun jadi 39 persen

23 Agustus 2021 14:03 WIB
Keterisian tempat tidur RSUDAM Lampung turun jadi 39 persen
Dokumen - Petugas di ruang isolasi COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi
Keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandarlampung sebagai salah satu rumah sakit rujukan utama COVID-19 di Provinsi Lampung mulai menurun hingga tercatat saat ini sebesar 39 persen.

"Tingkat bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek terakhir sampai kemarin berkisar 39 persen," ujar Direktur RSUDAM dr Lukman Pura saat dihubungi di Bandarlampung, Senin.

Baca juga: Presiden: Meski BOR di RS turun COVID-19 masih jadi ancaman nyata

Ia mengatakan saat ini jumlah keterisian tempat tidur bagi pasien tercatat ada sekitar 100 orang yang masih dalam perawatan, dari total tempat tidur yang tersedia sebanyak 258 buah.

"Memang sudah mulai turun untuk BOR, sebab sebelumnya sempat mencapai 80 persen, dan saat ini sudah mulai 39 persen untuk keterisian tempat tidur," katanya lagi.

Baca juga: BOR RS yang tangani COVID-19 di Kota Jayapura turun jadi 42,6 persen

Dia melanjutkan, sebanyak 100 orang pasien yang dalam perawatan intensif tersebut memiliki beragam kondisi dari bergejala sedang hingga sangat berat.

"Di sini pasiennya beragam kondisi, ada yang tidak terlalu berat ada pula yang kritis hingga mengharuskan penggunaan ventilator ataupun alat bantu pernapasan High Flow Nasal Cannula (HFNC)," ujarnya pula.

Baca juga: BOR di RSUD Pekalongan turun 80 persen

Menurutnya, saat ini sebanyak 14 buah ventilator dan 26 buah alat bantu pernapasan High Flow Nasal Cannula (HFNC) telah digunakan secara maksimal bagi perawatan pasien COVID-19.

"Memang sedang menurun, namun kami juga masih siap siaga bila kasus meningkat, sedangkan bila nanti pasien sudah berkurang hingga 50 persen kami akan fokuskan ke pasien yang bergejala berat," katanya lagi.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021