Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan Standard National Open API Pembayaran (SNAP) yang baru diluncurkan pada 17 Agustus 2021 lalu akan semakin menghubungkan bank dengan financial technology (fintech).Tentu saja ini akan lebih menguntungkan bagi nasabah karena bisa melakukan transaksi apa saja di banyak tempat
"Dengan adanya satu bahasa melalui SNAP, akan lebih banyak komunikasi atau link antara bank dengan fintech," kata Juda dalam pertemuan degan media secara daring di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan hal tersebut menjadikan salah satu perbedaan SNAP dengan sistem saat ini yang cenderung menyebabkan platform perbankan yang bisa diakses oleh fintech masih sangat terfragmentasi.
Dengan demikian, SNAP pun akan memungkinkan lebih banyak lagi perbankan yang bisa terhubung dengan fintech dan e-commerce.
"Tentu saja ini akan lebih menguntungkan bagi nasabah karena bisa melakukan transaksi apa saja di banyak tempat," tegas Juda.
Selain itu, ia menuturkan bahwa SNAP akan memberikan standardisasi perlindungan nasabah, sehingga jika ada kebocoran data semua sudah diatur dalam standar tata kelola Open API Pembayaran.
"Ini penting sekali karena kebocoran data sangat krusial di era digital ini, sehingga sudah kami atur bagaimana pengelolaannya," ujarnya.
Adapun implementasi SNAP merupakan salah satu tahapan penting dalam rangka mengakselerasi open banking di area sistem pembayaran, serta merupakan tindak lanjut dari visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 untuk terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional, antara lain melalui inisiatif open banking.
Baca juga: BI luncurkan Standar Nasional Open API Pembayaran
Baca juga: Kemenkeu: Penggunaan fintech perluas pemanfaatan bantuan UMKM
Baca juga: BI paparkan cara percepat kolaborasi bank dengan fintech
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021