“Semester II ini pembiayaan investasi untuk BUMN dan lembaga lain adalah akan ada Rp42,4 triliun,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani merinci anggaran tersebut akan diberikan kepada PT Hutama Karya sebesar Rp6,2 triliun untuk pembangunan tiga ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yaitu Kuala Tanjung-Parapat, Sigli-Banda Aceh, Lubuk Linggau-Bengkulu sepanjang 66 kilometer.
Pembangunan tiga ruas JTTS tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 212.935 orang dan menghasilkan outcome bagi masyarakat berupa penurunan waktu tempuh dan biaya logistik.
Kedua, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sebesar Rp2,3 triliun untuk mendukung pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejahtera bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan target 157.500 unit.
Ketiga yakni PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar Rp1 triliun untuk kawasan industri terpadu Batang dan keempat adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rp5 triliun untuk infrastruktur transmisi listrik, gardu induk, dan distribusi listrik pedesaan 3T.
Kelima, PT Pelindo III Rp1,2 triliun untuk mendukung pengembangan Pelabuhan Benoa yang kapasitas kunjungan kapal pesiarnya naik empat kali lipat yaitu 600 kunjungan per tahun dan kapasitas penumpang naik tiga kali lipat atau 3,2 juta per tahun.
Keenam yaitu PT PAL Indonesia Rp1,3 triliun dan ketujuh adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Eximbank Indonesia sebesar Rp5 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekspor nasional.
Kedelapan, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Rp500 miliar untuk infrastruktur dasar dan fasilitas pendukung pariwisata di Tana Mori Nusa Tenggara Timur dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.327 orang (perhotelan) dan 75.045 (tidak langsung).
Kesembilan, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) Rp20 triliun untuk penguatan industri asuransi dan penyelesaian Jiwasraya dengan pembentukan Indonesia Financial Group (IFG) Life.
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah berencana menambahkan pembiayaan investasi pada semester II tahun ini sebesar Rp32,9 triliun yang berasal dari pemanfaatan cadangan PEN dan Rp16,9 triliun dari pemanfaatan SAL.
Pemanfaatan cadangan PEN Rp32,9 triliun diberikan kepada PT Hutama Karya Rp9 triliun untuk melanjutkan penyelesaian empat ruas JTTS yaitu Medan-Binjai, Binjai-Langsa, Pekanbaru-Dunai, dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.
Kemudian diberikan kepada Indonesia Investment Authority (INA) Rp15 triliun untuk optimalisasi nilai investasi dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan FDI, serta estafet financing berbagai proyek infrastruktur.
Selanjutnya kepada PT Waskita Rp7,9 triliun untuk penyelesaian pembangunan tujuh ruas Jalan Tol Trans Jawa dan Sumatera, divestasi ruas tol potensial untuk mengurangi beban utang dan delapan stream aktivitas penyelamatan. Terakhir diberikan kepada Badan Bank Tanah Rp1 triliun untuk kebutuhan modal awal.
Sementara pemanfaatan SAL Rp16,9 triliun diberikan kepada PT Hutama Karya Rp10 triliun untuk penyelesaian sembilan ruas JTTS yaitu Medan-Binjai, Pekanbaru- Dumai, Binjai-Langsa, Indralaya-Muara Enim, Kisaran-Indrapura, Kuala-Tanjung Parapat, Lubuk Linggau-Bengkulu, Sigli-Banda Aceh dan Pangkalan-Pekanbaru.
“Dengan PMN Rp19 triliun terbangun 107 kilometer dengan tambahan serapan tenaga kerja 181.077 orang,” ujarnya.
Kemudian juga diberikan kepada PT KAI Rp6,9 triliun mendukung penyelesaian pembangunan infrastruktur perkeretaapian.
Sebagai informasi, realisasi pembiayaan investasi pada semester I-2021 sebesar Rp25,6 triliun sedangkan untuk semester II diperkirakan Rp179 triliun sehingga secara keseluruhan tahun diproyeksikan mencapai Rp204,6 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani: rencana investasi BLU semester II senilai Rp48,5 triliun
Baca juga: Menkeu: Realisasi pembiayaan investasi pemerintah melonjak 298 persen
Baca juga: Menhub sambut hadirnya LPI untuk pembiayaan infrastruktur
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021