Kementerian Kelautan dan Perikanan meyakini program padat karya seperti penanaman mangrove di sejumlah lokasi pesisir laut di Tanah Air bakal membantu pemulihan perekonomian nasional.Mangrove ini akan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dan lingkungan pesisir
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam pemulihan ekonomi masyarakat pada masa pandemi COVID-19 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut tengah mempersiapkan program padat karya melalui kegiatan penanaman mangrove di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah," kata Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Pamuji Lestari dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Program padat karya tersebut akan dilaksanakan di Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong dan Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit.
Pamuji memaparkan total luas area penanaman mencapai 5,8 hektare dengan jumlah mangrove yang ditanam sebanyak 5.875 batang.
Kegiatan itu, ujar dia, melibatkan 40 orang tenaga kerja dari desa setempat. Kegiatan padat karya ditargetkan mulai berjalan pada September 2021.
Ia menerangkan program padat karya penanaman mangrove selain untuk mendorong perekonomian masyarakat di tengah wabah pandemi COVID-19 juga dilakukan untuk mendukung ekonomi biru.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf mengungkapkan program padat karya melalui penanaman mangrove di Kebumen ini merupakan bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Penanaman Mangrove KKP Tahun 2021.
Program Penanaman Mangrove KKP tersebut total luas penanamannya mencapai 1.373 hektare tersebar di 11 provinsi di Indonesia yang secara keseluruhan melibatkan lebih dari 3.900 tenaga kerja.
"Mangrove ini akan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dan lingkungan pesisir. Selain memberikan manfaat secara ekonomi, juga memberikan manfaat secara ekologi, karena mangrove ini selain sebagai pelindung pantai, juga berkontribusi dalam penyimpanan dan penyerapan karbon," jelas Yusuf.
Selain dari upah tenaga kerja, manfaat ekonomi yang diterima oleh masyarakat juga dapat dikembangkan lewat wisata bahari dan pengolahan produk berbahan baku mangrove seperti batik, kopi, makanan dan minuman yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat.
Untuk itu, ujar Yusuf, peran serta berbagai pihak khususnya sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendorong pengembangan pemanfaatan mangrove selanjutnya.
Berdasarkan data KKP, luas mangrove di Indonesia mencapai 3,49 juta hektare dengan komposisi 2,17 juta hektare wilayah hutan dan 1,32 juta hektare nonhutan.
Sampai dengan 2024, diharapkan penanaman mangrove mencakup areal seluas 1.800 hektare.
Baca juga: KKP segera rehabilitasi enam kawasan mangrove untuk pulihkan ekonomi
Baca juga: KKP bakal bangun empat pusat restorasi ekosistem pesisir
Baca juga: KKP tanam 105.000 bibit mangrove, cegah abrasi di Sumenep Jatim
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021