Perusahaan raksasa Korea Selatan itu pada Selasa mengatakan bahwa investasi hingga 2023 akan membantu memperkuat posisi global grup di industri utama seperti pembuatan chip, sembari mencari peluang pertumbuhan di bidang baru seperti robotika dan telekomunikasi generasi berikutnya.
Samsung Electronics, pembuat chip memori terbesar di dunia, mengatakan bahwa grup tersebut berencana untuk memperkuat teknologi dan kepemimpinan pasar melalui merger dan akuisisi.
Rencana tersebut 30 persen lebih besar dari strategi tiga tahun Samsung sebelumnya yang dilayangkan pada 2018. Grup memutuskan meningkatkan investasi untuk mempertahankan kepemimpinan teknologi, terutama selama "situasi darurat" di dalam dan luar negeri.
"Industri chip adalah pelat pengaman ekonomi Korea ... Investasi agresif kami adalah strategi bertahan hidup dalam arti bahwa begitu kami kehilangan daya saing, hampir tidak mungkin untuk kembali," kata Samsung Electronics dalam sebuah pernyataan.
Pesaing chip termasuk Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd dan Intel Corp melakukan investasi besar di tengah kekurangan chip global dan persaingan yang semakin ketat di segmen chip canggih.
Samsung Group memiliki 59 afiliasi dengan total aset 457 triliun won, menurut Komisi Perdagangan yang Adil Korea Selatan.
Rencana investasi itu datang lebih dari seminggu sejak pemimpin Samsung Group Jay Y. Lee dibebaskan dari penjara dengan pembebasan bersyarat menyusul hukuman atas penyuapan dan penggelapan.
Baca juga: Samsung hadirkan "Bespoke Refrigerator" untuk pasar Indonesia
Baca juga: Samsung dan LG akan pamerkan teknologi layar OLED di IMID 2021
Baca juga: Pre-order smartphone lipat Samsung capai 800 ribu unit
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021