Saptoyogo berada di nomor ketiga dengan mencatatkan waktu 11,31 detik, demikian catatan resmi kompetisi.
Medali emas diraih atlet Amerika Serikat,
Nick Mayhugh dengan catatan waktu 10,95 detik, sekaligus memecahkan rekornya sendiri di babak penyisihan dengan waktu 10,97 detik.
Sedangkan medali perak diraih oleh Andrei Vdovin (Rusia) dengan catatan waktu 11,18 detik.
Saptoyogo sebelumnya melaju ke final setelah lolos penyisihan di Heat 1 dengan catatan waktu teratas, yakni 11,33 detik, di atas Vdovin (11,34 detik).
Baca juga: Saptoyogo maju ke final lari 100 meter T37 Paralimpiade Tokyo
Atlet asal Banyumas, Jawa Tengah itu berkompetisi dengan tujuh sprinter di babak final, yakni Andrei Vdovin (Rusia), Gabriel Christian Luiz da Costa (Brazil), Nick Mayhugh (AS), Chermen Kobesov (Rusia), Gomes de Mendonca (Brazil), Alnakhli (Arab Saudi), dan C du Toit (Afrika Selatan).
Chermen Kobesov (Rusia) berada di peringkat empat dengan waktu 11,32 detik, selisih tipis dari Saptoyogo.
Di bawahnya, Gomes (Brazil) 11,52 detik, Alnakhli (Arab Saudi) 11,53 detik, Gabriel Christian (Brazil) 11,55 detik, dan C du Toit (Afsel) dengan waktu 11,63 detik.
Selain nomor 100 meter, atlet berusia 23 tahun itu juga turun di nomor 200 meter T37 di Paralimpiade Tokyo 2020.
Dengan medali yang diraih Saptoyogo, Indonesia kini mengoleksi dua medali. Sebelumnya, Ni Nengah Widiasih dari cabang para-powerlifting kelas 41 kg putri berhasil menggondol medali perak.
Koleksi dua medali itu menempatkan Indonesia di peringkat ke 34 klasemen medali Paralimpiade Tokyo 2020, di bawah Latvia yang meraih dua medali perak.
Baca juga: Komet Akbar ikuti jejak David Jacobs ke perempat final para tenis meja
Baca juga: M Fadli terhenti di babak kualifikasi Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Round-up: Widiasih raih medali pertama, kans para-tenis meja terbuka
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021