Baca juga: Pranata humas diharapkan jadi "influencer" pemerintah
"Begitu krusialnya peran Pranata Humas agar kebijakan dan program pembangunan ini dapat diterima, dipahami, dan dirasakan kehadirannya oleh masyarakat. Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi, “Tidak sekedar sent, tapi delivered”," ungkap Johnny G. Plate, dalam keterangan resminya dikutip Senin.
Dalam hal ini, dia menyampaikan peran Pranata Humas yang begitu penting bisa dilakukan dengan mudah asal memiliki kunci, yaitu memulai langkah yang sederhana dan juga konsisten
"Rahasia untuk maju adalah memulainya. Dari hal sederhana, jika konsisten dilakukan, akan menjadi besar dampaknya. Perkuat komunikasi publik mulai dari instansi kita sendiri! Asah kemampuan dan potensi diri dengan berjejaring dan berkolaborasi!," tegasnya.
Lebih lanjut dia juga menjelaskan bahwa komunikasi publik yang dilakukan oleh pemerintah adalah komunikasi strategik yang memprioritaskan pemenuhan kebutuhan publik dalam rangka mendukung pembangunan nasional.
Baca juga: Rayakan ulang tahun ke-5, Iprahumas luncurkan buku "The Real GPR"
"Penyelenggaraan komunikasi publik dalam pembangunan sangat krusial. Dengan komunikasi publik yang efektif, informasi dan capaian pembangunan terdiseminasi secara menyeluruh. Interaksi antara pemerintah, pemerintah dengan publik, dan sebaliknya publik kepada pemerintah, juga terselenggara dengan harmonis," jelas dia.
Pada Konvensi Humas Nasional pada tahun 2018, Presiden Joko Widodo juga sempat menyatakan bahwa urgensi kinerja pemerintah agar bermakna dengan penyampaian yang baik kepada publik.
Oleh karena itu, peran komunikasi dan humas pemerintah sangat penting untuk mensosialisasikan pesan positif dan prestasi kepada publik, agar terbangun kepercayaan dan reputasi negara atau lembaga.
"Keberhasilan pemerintah tidak hanya diukur melalui pembangunan fisik dan pertumbuhan ekonomi, tapi kepercayaan publik terhadap pemerintah juga. Pembangunan fisik dan pertumbuhan ekonomi yang dapat dipahami dan dirasakan oleh publik. Itulah yang menumbuhkan keyakinan publik bahwa kita tidak sedang diam saja," papa Menteri Johnny.
Dia juga mengajak untuk para Pranata Humas agar senantiasa selalu adaptif dan tidak terjebak dalam zona nyaman karena adanya dinamika kebijakan selama masa pandemi COVID-19 dan juga disrupsi yang terjadi di berbagai sektor.
"Lebih dari satu tahun sudah, bangsa kita berjibaku menangani pandemi COVID-19 ini. Disrupsi terjadi di segala lini. Banyak kebijakan dan perubahan yang diberlakukan dan hampir semuanya adalah hal-hal yang baru bagi kita semua. Dan sebagaimana yang terjadi pada umumnya, perubahan memaksa kita keluar dari zona nyaman," ucap dia.
Oleh karena itu, Menteri Johnny mengingatkan agar pengelolaan komunikasi publik tetap diutamakan di tengah derasnya perubahan yang terjadi saat ini.
"Bagi publik, perubahan ini mungkin menimbulkan kebingungan, keraguan, sikap skeptis, bahkan mungkin apatis. Di sinilah pengelolaan komunikasi publik terasa sangat dibutuhkan dan mendapat spotlight yang lebih banyak dari biasanya," kata dia
"Menkominfo mengibaratkan Pranata Humas sebagai sistem saraf mengolah, dan mengirimkan informasi ke bagian-bagian tubuh sehingga tubuh dapat bekerja dengan sempurna," tambah dia.
Di akhir sambutan, selain mengucapkan selamat mengikuti konvensi, Menteri Johnny mengajak Pranata Humas di seluruh Indonesia untuk meningkatkan semangat dalam berinovasi dan berkarya.
"Selamat berkonvensi! Semoga konvensi ini menggelorakan semangat yang baru bagi Pranata Humas di Indonesia untuk berinovasi dan berkarya," tandasnya.
Dalam cara ini, hadir pula Plt. Direktur Tata Kelola Komunikasi Publik Bambang Gunawan mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik dan pejabat fungsional Pranata Humas di seluruh Indonesia.
Baca juga: Pemerintah masih kekurangan pranata humas
Baca juga: Kemenkominfo: Pranata humas hilangkan kepanikan soal COVID-19
Baca juga: Praktisi : pranata Humas harus melek media sosial
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021