Dari cabang olahraga para-atletik, tim Merah Putih memiliki Setiyo Budihartanto yang turun di nomor lompat jauh putra T47 dan Putri Aulia yang tampil di nomor 100 meter putri T13.
Setiyo Budihartanto bersaing dengan 13 peserta dari berbagai negara lainnya dan pada final dia menyelesaikan perlombaan di posisi 10 dengan lompatan sejauh 6,47 meter.
Hasil ini tidak lebih baik dari entry time yang terdaftar sebelumnya yakni 7,10 meter.
Pada perlombaan tadi, Setiyo Budihartanto melakukan tiga kali percobaan. Hasil terbaiknya ada pada lompatan pertama. Sedangkan dua percobaan selanjutnya, hasilnya tak maksimal dengan masing-masing 6,28 meter dan 3,79 meter.
Baca juga: Setyo Budi peringkat ke-10 pada final lompat jauh putra
Dengan demikian, 6,47 meter pada percobaan pertama menjadi hasil yang diambil dan menempatkannya di posisi ke-10 dari total 13 peserta.
Medali emas diraih Robiel Yankiel Sol Cervantes dari Kuba dengan lompatan sejauh 7,46 meter, medali perak diraih Roderick Townsend (Amerika Serikat) dengan lompatan 7,43 meter, dan perunggu oleh Nikita Kotukov (Komite Paralimpiade Rusia) dengan lompatan 7,34 meter.
Sementara itu dari nomor 100 meter putri T13, Putri Aulia gagal melaju ke final setelah finis ketiga dari total enam peserta yang tampil pada heat tiga babak penyisihan di Olympic Stadium.
Putri mencatatkan waktu 12,55 detik, demikian catatan resmi kompetisi. Dia berada di bawah wakil Azerbaijan Elena Chebanu yang finis terdepan dengan 12,16 detik dan Adiaratou Iglesias Forneiro dari Spanyol dengan catatan waktu 12,20 detik.
Dengan demikian, Elena Chebanu dan Adiaratou Iglesias Forneiro berhak melaju ke final yang mengambil dua peserta dengan catatan waktu terbaik dari masing-masing heat dan bergulir pukul 18:10 WIB.
Baca juga: Putri Aulia gagal ke final lari 100m putri Paralimpiade Tokyo
Para-renang pun gagal
Sementara itu hasil serupa juga diraih wakil para-renang Indonesia Syuci Indriani di nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri SM14.
Syuci finis di urutan keempat dalam lomba heat dua dengan catatan waktu 2 menit 40,46 detik di Tokyo Aquatics. Hasil tersebut membuatnya gagal melaju ke final.
Sedangkan wakil Komite Paralimpiade Rusia Valeriia Shabalina finis terdepan dengan catatan waktu 2 menit 26,84 detik.
Posisi kedua dan ketiga di tempati wakil Australia Paige Leonhardt dan Ashley Van Rijswijk yang masing-masing menorehkan catatan waktu 2 menit 32,70 detik dan 2 menit 39,10 detik.
Secara keseluruhan, catatan waktu Syuci menempatkannya di urutan ke-13 dari 17 peserta yang berlomba di nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri SM14.
Baca juga: Syuci Indriani terhenti di penyisihan nomor 200m gaya ganti putri
Ini merupakan kali ketiga Syuci gagal memaksimalkan kesempatan di Paralimpiade Tokyo 2020.
Sebelumnya, langkah Syuci juga terhenti di babak penyisihan nomor 100 meter gaya dada putri SB14 dan nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14.
Secara pencapaian, hasil ini tidak lebih baik dari torehan Syuci ketika debut di Paralimpiade Rio de Janeiro, Brazil, 2016 yang kala itu dia menembus final di nomor 100 meter gaya dada SB14 dan 200 meter gaya ganti perorangan SM14 putri.
Sementara delapan peserta yang berhak melaju ke final adalah Valeriia Shabalina, Paige Leonhardt, kemudian dua wakil Inggris Raya Bethany Firth dan Jessica Jane Applegate, Pernilla Lindberg (Swedia), Mami Inoue (Jepang), Ruby Storm (Australia), dan Janina Falk (Austria).
Para-tenis meja juga tersingkir
Kondisi yang sama juga dialami wakil dari para-tenis meja. Pada nomor beregu putra kelas 9-10, Indonesia yang menurunkan David Jacobs dan Komet Akbar tersingkir di babak 16 besar.
Indonesia kalah dari China dengan skor 0-2 dalam pertandingan yang berlangsung di meja empat Tokyo Metropolitan Gym.
Merah Putih kehilangan poin pertama setelah David Jacobs dan Komet Akbar dan kalah dari wakil Hao Lian yang berpasangan Yi Qing Zhao dengan skor 1-3 (9-11, 12-10, 4-11, 4-11).
Kemudian pada pertandingan kedua, Indonesia berharap dapat menyamakan kedudukan dengan menurunkan David Jacobs pada laga tunggal. Sementara China menurunkan Hao Lian.
Namun nyatanya David Jacobs pun tak mampu berbuat banyak setelah kalah dari Hao Lian dengan skor 0-3 (8-11, 10-12, 5-11) dalam durasi 32 menit.
Baca juga: Tim para-tenis meja Indonesia dihentikan China di Paralimpiade Tokyo
Hasil ini sekaligus membuat Indonesia gagal melaju ke perempat final. Sementara China selanjutnya dijadwalkan berhadapan dengan Inggris Raya yang sebelumnya mengalahkan Spanyol dengan skor 2-0.
Kekalahan lima wakil Indonesia yang tampil pada hari ini, sekaligus menutup perjuangan mereka di Paralimpiade Tokyo 2020.
Dengan begitu, Indonesia masih bertahan dengan perolehan tiga medali di Paralimpiade Tokyo dengan rincian satu perak dan dua perunggu.
Medali perak disumbangkan oleh Ni Nengah Widiasih dari cabang olahraga para-powerlifting kelas 41kg putri, sementara dua perunggu dari Saptoyogo Purnomo pada cabang para-atletik nomor 100m putra T37 dan David Jacobs dari cabang para-tenis meja kelas 10 perorangan putra.
Indonesia masih memiliki peluang untuk menambah pundi-pundi medali karena sejumlah cabang-olahraga masih akan berjuang termasuk para-bulu tangkis yang menjadi andalan.
Baca juga: Elvin Sesa gagal tembus final nomor 400 meter Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Bolo Triyanto petik banyak pengalaman dari kekalahan di Paralimpiade
Baca juga: Gagal tembus final, Hanik Puji cukup puas dengan penampilan perdananya
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021