Yayasan Kota Tua Jakarta menginginkan bisa mengemas paket wisata tematik di kawasan tersebut hingga di Pulau Seribu karena potensial menggaet wisatawan setelah pandemi COVID-19 berakhir.Saya rasa ini harus dijual, dipersiapkan dan setelah pandemi, kita bisa luncurkan
"Saya rasa ini harus dijual, dipersiapkan dan setelah pandemi, kita bisa luncurkan karena memiliki efek berganda (multiplier effect)," kata Ketua Yayasan Kota Tua, Firman Haris dalam diskusi JakreatiFest di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dari sisi sarana pendukung, sudah tersedia salah satunya di Batavia Marina yang dilayani salah satu perusahaan kapal wisata.
Sedangkan di kawasan Kota Tua, lanjut dia, tak hanya wisata sejarah di antaranya museum tapi juga memiliki daya tarik wisata lain seperti spiritual, wisata ziarah, wisata kuliner hingga edukasi dengan mengunjungi museum perbankan.
Baca juga: Arkeolog temukan struktur sumur tua di Benteng Kota Mas
"Kota Tua itu ada keunggulan wisata tematik seperti wisata sejarah, spiritual, wisata ziarah, kuliner bahkan wisata perbankan. Bank pertama di abad 18 itu ada di Kota Tua," ucapnya.
Di Kota Tua, lanjut dia, ada Gereja Portugis tertua yang di dekat kawasan itu ada makam salah satunya makam Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrick Zwaardecroon.
Ia mengharapkan paket wisata itu menjadi daya tarik saat sejumlah destinasi Tanah Air mulai menyiapkan ancang-ancang untuk menarik wisatawan saat pandemi usai.
"Kami harus konsolidasi, begitu pandemi usai, kita merebut pasar dengan syarat kesehatan. Yang perlu dipikirkan bagaimana menggabung menjadi paket. Kita perlu pemicu, paket wisata menginap di Kota Tua satu malam, apalagi di Kepulauan Seribu satu malam," ucapnya.
Firman belum merinci data kunjungan wisatawan ke kawasan Kota Tua, khususnya pada masa pandemi kurang lebih jelang dua tahun terakhir.
Baca juga: Pengelola Kota Tua masih tunggu kebijakan selama libur lebaran
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021