• Beranda
  • Berita
  • Airlangga : Refocusing anggaran penting atasi dampak pandemi

Airlangga : Refocusing anggaran penting atasi dampak pandemi

1 September 2021 08:32 WIB
Airlangga : Refocusing anggaran penting atasi dampak pandemi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian/aa.

Beberapa inovasi dari beberapa daerah yang dapat direplikasi seperti dari Kabupaten Kudus yang sudah berhasil menekan angka kasus COVID-19 dengan mewajibkan isolasi terpusat ketika kasus aktif sedang pada puncaknya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya realokasi dan refocusing anggaran dalam upaya mengatasi dampak pandemi COVID-19.

Airlangga menyampaikan refocusing anggaran dari Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 2021 merupakan salah satu upaya yang telah diwujudkan secara konkret melalui penggunaan Dana Bagi Hasil (DBH) yang dioptimalkan untuk mendukung penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi serta penggunaan minimal sebesar 8 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk vaksinasi COVID-19 dan insentif tenaga kesehatan daerah.

“Pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat penyerapan anggaran guna memanfaatkan APBD dalam membantu masyarakat, Usaha Kecil Menengah dan penanganan COVID-19. Hal ini dapat diimplementasikan melalui anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sesuai kewenangan masing-masing Pemda,” ungkap Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan alokasi TKDD TA 2021 sebesar Rp780,48 triliun dan dari jumlah tersebut, earmarked DAU/DBH, Dana Insentif Daerah (DID), Dana Desa, dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk penanganan COVID-19 baru terserap 37,77 persen. Kemudian earmarked DAU/DBH untuk penanganan COVID-19 secara nasional hingga 24 Agustus 2021, baru terserap 27,97 persen atau sebesar Rp10,95 triliun.

Dalam penanganan pandemi, lanjut Menko Airlangga, pemda diharapkan dapat bergerak cepat dan berinovasi, baik dalam bentuk kebijakan dalam kewenangannya, maupun dalam bentuk program-program kerja.

“Beberapa inovasi dari beberapa daerah yang dapat direplikasi seperti dari Kabupaten Kudus yang sudah berhasil menekan angka kasus COVID-19 dengan mewajibkan isolasi terpusat ketika kasus aktif sedang pada puncaknya,” ujarnya

Selain itu, ia juga mencontohkan aksi tanggap Pemda Kalimantan Selatan yang membantu membeli hasil panen petani untuk kemudian disumbangkan kepada masyarakat yang sedang Isolasi Mandiri.

Tak hanya itu, di Kota Palu terdapat Kampung Tangguh dengan Posko PPKM dan Posko Induk Kelompok Informasi Masyarakat yang didukung Duta COVID-19 untuk mengedukasi masyarakat agar taat protokol kesehatan, juga menjelaskan perihal vaksinasi, dan mendukung percepatan pelaksanaan 3T.

“Kota Semarang membebaskan PBB untuk membantu meringankan biaya pengusaha dan warga. Demikian juga Kota Makassar yang mencetuskan Program Makassar Recover untuk membangkitkan kembali kondisi masyarakat dari sisi kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut Airlangga menganjurkan pemda melakukan inovasi untuk mempercepat pencapaian target vaksinasi agar masyarakat Indonesia dapat mempersiapkan diri hidup bersama dengan COVID-19 dan mengubah pandemi menjadi endemi.

“Strategi percepatan vaksinasi di daerah salah satunya dilakukan dengan menyediakan dashboard untuk memonitor stok vaksin secara real time di daerah. Khusus daerah aglomerasi di mana terdapat aktivitas ekonomi dan mobilitas yang tinggi, pemerintah memberi alokasi tambahan dan peningkatan dukungan tenaga vaksinator dari TNI/Polri dan lembaga lainnya,” ungkap dia.

Baca juga: DPR tak setuju refocusing anggaran Kemensos 2021 senilai Rp1,6 triliun
Baca juga: Refocusing APBN tak berdampak pada program prioritas, sebut Nadiem
Baca juga: Ada varian Delta, Menkeu akan realokasi Rp31 triliun untuk COVID-19

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021