Tapi kalau dilihat kembali dari portofolio bisnis Medco hari ini 60 persen portofolio itu gas, kami tidak beroperasi di IPP batu bara, dan untuk pertambangan kami hanya copper mining, jadi sudah menuju ke arah sana
Sebagai langkah responsif terhadap perubahan iklim, emiten yang bergerak dalam energi terintegrasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) berkomitmen untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan.
Perubahan iklim akibat pemanasan global yang dipicu peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi telah memberikan dampak langsung mulai dari mencairnya es di kutub, perubahan pola adaptasi makhluk dan kepunahan, hingga pergeseran sumbu bumi.
"Supporting menuju climate change, kami saat ini menjadi member dari Carbon Disclosure Project (CDP) untuk mulai melapor dengan TFCD standar," kata Vice President Corporate Planning & Investor Relations MedcoEnergi Myrta Sri Utami dalam paparan virtual IPA CONVEX 2021 yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Melansir informasi dari laman perusahaan, MedcoEnergi terlibat dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) melalui proyek pengambilan dan pemanfaatan gas ikutan atau associated gas recovery and utilization.
Proyek tersebut dimulai sejak tahun 2003 untuk mengurangi kuantitas gas ikutan yang dibiarkan terbakar di lapangan minyak Kaji-Semoga.
CDM merupakan satu-satunya mekanisme di bawah Protokol Kyoto yang melibatkan negara berkembang dalam aksi global mengurangi emisi gas rumah kaca dalam rangka mencegah perubahan iklim.
Emiten berkode saham MEDC ini memprioritaskan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) dalam menjalankan kegiatan bisnis, serta mulai mempertimbangkan untuk menuju investasi hijau.
Myrta mengungkapkan bahwa portofolio bisnis MedcoEnergi hari ini didominasi gas sebesar 60 persen. Selain itu, perusahaan juga tidak mengoperasikan pembangkit listrik batu bara dan hanya menggarap pertambangan tembaga saja.
Adapun dari total 666 gigawatt hour (GWh) penjualan listrik sepanjang kuartal I tahun ini terdapat 32 persennya bersumber dari energi terbarukan.
"Mungkin saat ini kami akan kaji dulu apakah akan ke arah sana atau enggak. Tapi kalau dilihat kembali dari portofolio bisnis Medco hari ini 60 persen portofolio itu gas, kami tidak beroperasi di IPP batu bara, dan untuk pertambangan kami hanya copper mining, jadi sudah menuju ke arah sana," ujar Myrta.
Pada 31 Maret 2021, Medco Energi telah menyelesaikan aliansi strategis dengan Kansai Electric Power Company yang akan memperkuat daya saing perusahaan dalam proyek pembangkit listrik tenaga gas di masa mendatang.
Selain itu, pembangunan fasilitas fotovoltaik matahari berkapasitas 26 megawatt peak (MWp) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sedang berlangsung dengan operasi komersial yang diproyeksikan pada kuartal I tahun depan.
Baca juga: Begini strategi pemerintah tingkatkan ketersediaan biomassa
Baca juga: Medco Energi raup laba 5,1 juta dolar AS pada kuartal I 2021
Baca juga: Indonesia butuh 14 gigawatt pembangkit energi baru terbarukan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021