Wisatawan dari China memenuhi porsi sebanyak 25,6 persen pada Juli 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menilai PPKM efektif menekan mobilitas wisatawan mancanegara mengunjungi Ibu Kota dengan menurunnya jumlah kedatangan pada Juli 2021 mencapai 5.471 orang, dibandingkan Juni 2021 mencapai 13.483 orang.
“PPKM Juli ini cukup efektif menahan mobilitas orang sehingga jumlah kunjungan dibandingkan Juni merosot tajam,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan penurunan kunjungan wisatawan asing itu karena kebijakan PPKM Darurat dari awal hingga akhir Juli 2021 akibat melonjaknya kasus COVID-19, mendorong pemerintah membatasi pergerakan termasuk wisatawan mancanegara.
Baca juga: Pantai Maju jadi daya tarik wisata olahraga warga Jakarta
Untuk kedatangan internasional, pemerintah mewajibkan syarat ketat di antaranya vaksinasi lengkap dua dosis dan pembatasan akses masuk bagi tenaga kerja asing selama PPKM darurat.
Sementara di Jakarta, sejumlah tempat wisata juga ditutup sementara untuk menekan penyebaran COVID-19.
Sementara itu, berdasarkan asal wisatawan, wisatawan asal China mendominasi kunjungan pada Juli 2021 di Jakarta mencapai 1.401 orang atau turun 55,6 persen dibandingkan Juni 2021 mencapai 3.154 orang.
“Wisatawan asal China memenuhi porsi sebanyak 25,6 persen pada Juli 2021,” imbuhnya.
Baca juga: Eduwisata Bhinneka wakili Jakpus dalam ajang Desa Wisata Kemenparekraf
Selain China, juga dari Amerika Serikat sebanyak 599 orang atau 10,9 persen dari total porsi, kemudian disusul Rusia sebanyak 235 orang, Prancis sebanyak 213 orang dan Jerman sebanyak 197 orang.
Sementara itu, apabila dicermati secara tahunan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Jakarta pada Juli 2021 terbilang tinggi dibandingkan periode sama tahun 2020 yakni naik 73,9 persen atau 3.146 orang.
Lonjakan jumlah kunjungan meski terjadi PPKM, lanjut dia, mengindikasikan tidak mengurangi animo mereka bertandang di Ibu Kota.
Baca juga: Sektor pariwisata harus adaptif dan fleksibel saat pandemi
Peningkatan itu diperkirakan karena kepercayaan terhadap upaya pemulihan industri pariwisata melalui program kebersihan, kesehatan, keamanan dan keberlanjutan lingkungan (CHSE).
BPS menyebutkan vaksinasi nasional yang gencar diperkirakan juga menjadi indikator tetap tingginya kedatangan wisatawan tersebut.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021