kelurahan rawan banjir di Bukit Batu, Petuk Bukit, Tangkiling, Bereng Bengkel, Kameloh Baru, Petuk Katimpun, serta kawasan mendawai dan dermaga
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Emi Abriyani meminta warga di Ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu mewaspadai potensi banjir kiriman.
"Sudah ada peringatan BMKG untuk siaga mengingatkan kita masuk cuaca ekstrim. Untuk itu warga bantaran sungai untuk waspada terhadap banjir kiriman," kata Emi di Palangka Raya, Rabu.
Apalagi, lanjut dia, wilayah Kota Palangka Raya dilintasi tiga sungai besar yakni Sungai Kahayan, Sungai Rungan dan Sungai Sabangau. Belum lagi sejumlah daerah tetangga seperti Kabupaten Katingan dan Gunung Mas juga telah terjadi banjir.
Untuk itu dalam rangka antisipasi dan deteksi dini tim BPBD setempat juga terus melakukan pemantauan di sejumlah titik di kawasan rawan banjir.
Diantara lokasi tersebut seperti di Kelurahan Bukit Batu, Kelurahan Petuk Bukit, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Bereng Bengkel, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan Petuk Katimpun, kawasan mendawai dan kawasan pelabuhan.
"Jika dari pemantauan ditemukan potensi banjir maka setiap perkembangan akan kita informasikan kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial pemerintah agar nantinya warga dapat melakukan antisipasi sejak dini," katanya.
Emi menambahkan saat dalam upaya antisipasi bencana banjir saat musim hujan pihaknya fokus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di bantaran sungai.
"Mereka paling rawan dan yang pertama akan terdampak bajir. Sementara untuk di dalam kota kemungkinan poteni banjir akan menurun mengingat pemerintah kota juga telah melakukan perbaikan drainase," katanya.
Sementara itu sebelumnya Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya Reni Anata mengatakan puncak kemarau di sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terjadi pada Agustus hingga September.
Berdasar data di laman resmi BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya di bmkgpalangkaraya.com/iklim/prakiraan-musim wilayah Kalimantan Tengah akan masuk musim hujan pada September hingga Oktober.
Masyarakat pun diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi perubahan cuaca ekstrim sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan atau bencana yang disebabkan kondisi cuaca.
Salah satu tanda terjadinya perubahan cuaca ekstrem adalah munculnya awan cumulonimbus (CB) dan disertai angin kencang.
Baca juga: BPBD Palangka Raya imbau warga bantaran sungai waspadai banjir kiriman
Baca juga: BMKG peringatkan potensi hujan disertai petir-angin kencang di Kalteng
Baca juga: Potensi angin kencang-petir harus diwaspadai di Kalteng, sebut BMKG
"Sudah ada peringatan BMKG untuk siaga mengingatkan kita masuk cuaca ekstrim. Untuk itu warga bantaran sungai untuk waspada terhadap banjir kiriman," kata Emi di Palangka Raya, Rabu.
Apalagi, lanjut dia, wilayah Kota Palangka Raya dilintasi tiga sungai besar yakni Sungai Kahayan, Sungai Rungan dan Sungai Sabangau. Belum lagi sejumlah daerah tetangga seperti Kabupaten Katingan dan Gunung Mas juga telah terjadi banjir.
Untuk itu dalam rangka antisipasi dan deteksi dini tim BPBD setempat juga terus melakukan pemantauan di sejumlah titik di kawasan rawan banjir.
Diantara lokasi tersebut seperti di Kelurahan Bukit Batu, Kelurahan Petuk Bukit, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Bereng Bengkel, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan Petuk Katimpun, kawasan mendawai dan kawasan pelabuhan.
"Jika dari pemantauan ditemukan potensi banjir maka setiap perkembangan akan kita informasikan kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial pemerintah agar nantinya warga dapat melakukan antisipasi sejak dini," katanya.
Emi menambahkan saat dalam upaya antisipasi bencana banjir saat musim hujan pihaknya fokus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di bantaran sungai.
"Mereka paling rawan dan yang pertama akan terdampak bajir. Sementara untuk di dalam kota kemungkinan poteni banjir akan menurun mengingat pemerintah kota juga telah melakukan perbaikan drainase," katanya.
Sementara itu sebelumnya Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya Reni Anata mengatakan puncak kemarau di sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terjadi pada Agustus hingga September.
Berdasar data di laman resmi BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya di bmkgpalangkaraya.com/iklim/prakiraan-musim wilayah Kalimantan Tengah akan masuk musim hujan pada September hingga Oktober.
Masyarakat pun diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi perubahan cuaca ekstrim sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan atau bencana yang disebabkan kondisi cuaca.
Salah satu tanda terjadinya perubahan cuaca ekstrem adalah munculnya awan cumulonimbus (CB) dan disertai angin kencang.
Baca juga: BPBD Palangka Raya imbau warga bantaran sungai waspadai banjir kiriman
Baca juga: BMKG peringatkan potensi hujan disertai petir-angin kencang di Kalteng
Baca juga: Potensi angin kencang-petir harus diwaspadai di Kalteng, sebut BMKG
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021