"Bantuan ini wujud dukungan pemerintah pusat atas komitmen Provinsi Papua Barat menjadi provinsi konservasi untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati laut di sekitarnya, demi kesejahteraan masyarakat Papua Barat," kata Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Pamuji Lestari di Jakarta, Rabu.
Bantuan yang diberikan sebagai dukungan KKP terhadap Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi ini terdiri dari 1 unit kapal long boat, 1 unit mesin tempel 15 pk, 1 unit laptop, 1 unit printer, 5 unit pelampung, 1 kamera under water dan 2 senter taktis lapangan dengan total nilai bantuan sebesar Rp90.274.800.
Ia mengemukakan bantuan yang telah diserahkan bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah setempat.
Pamuji Lestari meminta agar pemerintah daerah dan seluruh masyarakat bersikap bijaksana dalam mengelola laut di wilayah mereka mulai dari proses perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan pemantauannya, mengingat 2/3 wilayah Indonesia merupakan perairan laut yang memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar.
"Dengan target 30 juta hektare kawasan konservasi laut di Indonesia pada tahun 2030, dan telah dicapai lebih dari 26 juta hektare di tahun 2021, tentunya ini diharapkan mampu mendukung keberlanjutan kelautan dan perikanan di Indonesia," jelasnya.
Baca juga: KKP gandeng WWF latih pengelola kawasan konservasi perairan daerah
Sementara itu Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong Santoso Budi Widiarto menerangkan bantuan untuk Kompak di Kabupaten Sorong Selatan merupakan stimulan pemerintah untuk menggerakkan masyarakat berperan aktif mengawasi dan menjaga Kawasan Konservasi Perairan Seribu Satu Sungai di Kabupaten Sorong Selatan yang luasnya mencapai 338.323 hektare.
Wilayah itu sendiri telah dicadangkan oleh Gubernur Papua Barat melalui Keputusan Gubernur Papua Barat Nomor 523/25/I/2019 dan diusulkan penetapannya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2021 ini.
“Dari total luas kawasan konservasi perairan Seribu Satu Sungai, 87,7 persennya atau seluas 296.722,7 hektare diusulkan untuk ditetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan menjadi Zona Perikanan Berkelanjutan yang menjadi tempat masyarakat bisa mencari udang, kepiting dan kakap dengan alat tangkap yang ramah lingkungan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Ini dikarenakan pada waktu-waktu tertentu akan terdapat musim pemijahan dan peneluran terutama untuk komoditas kakap dan ikan Gulama," papar Santoso.
Santoso juga mengungkapkan meskipun bukan target pengelolaan konservasi, ikan gulama menjadi tangkapan penting di Sorong Selatan mengingat harganya yang mahal karena dagingnya enak dan bagian organ dalamnya memiliki khasiat obat serta menjadi bahan penting dalam pembuatan berbagai obat.
Baca juga: Papua Barat upayakan kawasan hutan konservasi jadi 70 persen
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021