"Ke depan, kita berharap bisa terus semakin mempercepat proses peningkatan perbaikan ekosistem riset dan inovasi. Tentu proses ini tidak bisa kita lakukan dalam waktu yang singkat, tetapi kita akan berusaha melakukannya dalam waktu yang sesingkat mungkin, yang penting melalui proses setahap demi setahap dalam waktu yang sesingkat mungkin," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam suatu seminar virtual yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu.
Handoko menuturkan proses transformasi kelembagaan litbangjirap yang ada di Indonesia menjadi suatu Badan Riset dan Inovasi Nasional saat ini merupakan tonggak sejarah (milestone) perubahan kelembagaan riset di Indonesia.
BRIN diberikan amanah yang besar untuk memperbaiki ekosistem riset dan inovasi di Indonesia secara fundamental. Dengan adanya sumber daya manusia (SDM) bertalenta unggul yang dimiliki, diharapkan dapat mempercepat proses transformasi kelembagaan yang sedang berjalan.
Baca juga: AIPI: BRIN berperan sebagai lembaga pendana riset dan inovasi
Baca juga: BRIN: Berinovasi sebagai upaya adaptasi di masa pandemi COVID-19
"Yang terpenting kita harus fokus dalam mengupayakan apa yang ada, kapasitas, kemampuan, kompetensi yang kita miliki, baik para pelaku riset, peneliti, perekayasa, pengembang teknologi nuklir dan berbagai jabatan fungsional lainnya yang yang saat ini setidaknya akan ada 11 jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BRIN sebagai instansi pembinanya," ujar Handoko.
Di samping itu, kelompok-kelompok pendukung aktivitas riset termasuk manajemen pendukung riset akan memberikan kontribusi yang terbaik untuk mendukung dan memajukan riset dan inovasi di Indonesia.
Selain sebagai tonggak sejarah perubahan kelembagaan riset di Indonesia, Handoko menuturkan proses transformasi kelembagaan yang sedang berjalan itu juga merupakan tantangan sekaligus peluang dalam mengoptimalkan seluruh sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) termasuk manusia, infrastruktur, dan anggaran yang akan diintegrasikan ke dalam BRIN untuk menghilangkan permasalahan-permasalahan fundamental dalam riset di Indonesia.
"Masalah riset dan inovasi itu harus kita yang menyelesaikan sebagai komunitas yang ada di dalamnya sebelum kita meminta pihak lain untuk membantu," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Pelaksana harian Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono mengatakan konsolidasi LIPI dan lembaga penelitian dan pengembangan lain ke BRIN diharapkan dapat memperkuat pembangunan Iptek di seluruh Indonesia.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Indonesia, Iptek dan inovasi merupakan basis bagi pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, konsolidasi lembaga pemerintah non kementerian ke dalam BRIN termasuk LIPI diharapkan bisa membantu mempercepat basis pembangunan ekonomi melalui pembangunan Iptek dan inovasi.
"LIPI siap dengan segala transisi yang akan dijalankan dalam konsolidasi ke dalam BRIN," ujarnya.*
Baca juga: BRIN: Musrenbangnas riset untuk rekomendasi kebijakan berbasis sains
Baca juga: BRIN cegah replikasi pusat-pusat unggulan riset
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021