Tercermin dari PMI pada bulan Agustus yang juga meningkat berada pada level 43,7. Level tersebut menunjukkan adanya kenaikan performa sektor manufaktur...
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa inflasi yang terkendali pada Agustus diiringi dengan "demand" (permintaan) yang mulai meningkat di sektor manufaktur.
“Tercermin dari PMI pada bulan Agustus yang juga meningkat berada pada level 43,7. Level tersebut menunjukkan adanya kenaikan performa sektor manufaktur dari bulan sebelumnya yang berada pada level 40,1,” kata Menko Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Airlangga mengatakan level indeks manajer pembelian (PMI) Indonesia lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2) dan Malaysia (43,4).
“Level PMI Indonesia yang membaik menunjukkan ada potensi peningkatan permintaan yang diiringi dengan naiknya kapasitas output dan penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.
Baca juga: Airlangga : Refocusing anggaran penting atasi dampak pandemi
Membaiknya level PMI Agustus 2021, lanjutnya, sejalan dengan meningkatnya efektivitas PPKM sehingga situasi COVID-19 terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Berbagai program pengendalian COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang terus dilakukan oleh pemerintah juga diharapkan mampu mendorong tingkat permintaan ke level yang lebih baik dan menjadi insentif dalam mengakselerasi output di sektor manufaktur.
“Kondisi ini mengangkat ekspektasi perusahaan manufaktur tentang perkiraan produksi dalam 12 bulan ke depan mampu mencapai level yang optimis,” tutur Airlangga.
Inflasi pada Agustus 2021 tetap terkendali sebesar 0,03 persen (mtm) atau 1,59 persen (yoy). Inflasi tersebut utamanya disumbang oleh komponen inflasi inti dengan andil sebesar 0,14 persen. Perkembangan inflasi inti menunjukkan peningkatan jika dibandingkan bulan Juli 2021 sebesar 0,07 persen (mtm) menjadi sebesar 0,21 persen (mtm) pada Agustus 2021.
“Inflasi inti yang tetap meningkat pada Agustus 2021 merupakan suatu hal yang positif. Meskipun ini tetap perlu menjadi perhatian, melihat permintaan domestik yang belum kuat sepenuhnya”, ujar Airlangga.
Baca juga: BPS: Tahun ajaran baru dongkrak inflasi Agustus 2021
Terkait komponen Harga Bergejolak (Volatile Food/VF) mengalami deflasi sebesar minus 0,64 persen (mtm)dan 3,80 perse (yoy), Airlangga menyampaikan pemerintah ke depannya akan menjamin pasokan dan menjaga kelancaran distribusi di tengah pembatasan aktivitas masyarakat.
“Realisasi inflasi VF secara tahunan masih sesuai dengan target yang telah disepakati sebesar 3- 5 persen (yoy). Ke depan, pasokan yang memadai dan kelancaran distribusi akan terus dijaga melalui sinergi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah, Bank Indonesia serta seluruh stakeholders untuk mendukung pencapaian inflasi tahun 2021”, ujar dia.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021