Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu mengapresiasi Bupati Kebumen, Jawa Tengah, Arif Sugiyanto, yang dapat menyediakan lahan sekitar 100 hektare untuk mendukung inovasi tambak udang berbasis kawasan.Karena pengelolaannya di Kebumen, pasti kami akan mengutamakan masyarakat Kebumen,
"Karena pengelolaannya di Kebumen, pasti kami akan mengutamakan masyarakat Kebumen," kata Tb Haeru Rahayu, yang akrab disapa Tebe, dalam acara Bincang Bahari bertajuk "Terobosan Kuasai Pasar Udang Dunia" yang digelar secara daring di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hal itu akan dilakukan mulai dari pekerjaan terkecil hingga pekerjaan yang lebih kompleks menyesuaikan secara proporsional dengan sumber daya manusia yang ada.
Baca juga: Pengembangan shrimp estate perlu dipastikan tidak rusak mangrove
Terkait dengan kebijakan pembangunan tambak udang berbasis kawasan atau kerap disebut "shrimp estate", Tebe memaparkan bahwa kebijakan itu akan diterapkan dengan pengelolaan tambak udang terintegrasi hulu-hilir dalam satu kawasan yang terukur dan juga berkelanjutan.
"Shrimp estate" itu dimulai dengan penetapan zonasi kawasan budidaya udang hingga penetapan kuota produksi per kawasan budidaya udang, dengan standardisasi tambak udang yang melibatkan pembudidaya lokal, pemda, serta pemangku kepentingan lainnya guna mendukung kebijakan ini.
Dampak dari inovasi tambak udang berbasis kawasan diharapkan ke depannya antara lain bakal meningkatkan penerimaan devisa negara melalui ekspor, meningkatkan penerimaan pajak, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pembudidaya udang serta warga sekitarnya.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP mengungkapkan bahwa tantangan yang paling pokok dalam melaksanakan tambak budidaya udang berbasis kawasan adalah adanya lahan yang "clear and clean", agar tidak menjadi persoalan seperti dimejahijaukan pada masa mendatang.
Baca juga: Shrimp estate pertama di Indonesia akan dibangun di Kebumen Jateng
Terkait dengan anggaran, Tebe mengungkapkan bahwa untuk awalnya akan menggunakan anggaran dari rakyat alias APBN, di mana kalau tidak ada halangan diperkirakan untuk tahun 2022 ada anggaran sekitar Rp250 miliar untuk konstruksi.
Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyatakan bahwa program "shrimp estate" itu merupakan hal yang cukup membanggakan yang diharapkan dapat meningkatkan baik pendapatan asli daerah (PAD) Kebumen hingga kesejahteraan masyarakat setempat.
Arif Sugiyanto mengungkapkan, pihaknya memperoleh informasi mengenai hal ini sekitar lima bulan yang lalu, kemudian Pemkab Kebumen segera mengamati kondisi perairan di Kebumen yang juga memiliki konservasi penangkaran penyu, serta secara ekologi masih dalam kondisi cukup sehat.
Selain itu, ia juga mengungkapkan ada kesepakatan bahwa lahan itu bisa digunakan oleh KKP dengan dipinjampakaikan dalam kurun waktu tertentu.
Bupati mengutarakan rasa optimistisnya dengan program tersebut terutama mengingat bahwa kawasan pesisir selatan Jawa saat ini belum tergarap secara optimal.
Pembicara lainnya, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Ilham Priyanto berharap program itu betul-betul berlandaskan keilmuan terutama dalam mengkaji kondisi lingkungan kawasan perairan ke sana, agar kontinuitas atau keberlanjutan produksi komoditas udang dapat benar-benar terlaksana.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran Yudi Nurul Ihsan menginginkan onsep "shrimp estate" seperti ini bisa menjadi standardisasi yang dikembangkan dan dibuat secara masif di kawasan-kawasan lain di Tanah Air.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021