"Ini terus kami dorong dengan rencana skema pembangunan SPAM Regional Jati Luhur/Karian," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Yusmada Faizal di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Anies: Tanggul bukan solusi permanen atasi Jakarta tenggelam
Dalam paparannya, ia menjelaskan rencana pembangunan SPAM regional itu dilakukan untuk menambah ketersediaan air dan penambahan jaringan perpipaan PD PAM Jaya.
Selain itu, lanjut dia, dalam mengendalikan pemakaian air tanah, pengawasan dan pengendalian terhadap sumur-sumur ilegal maupun yang berizin rutin dilaksanakan termasuk dengan penutupan dan penyegelan.
Untuk konservasi air tanah, kata dia, dilakukan dengan membangun drainase vertikal seperti sumur resapan.
Kemudian, pembangunan waduk/embung untuk menampung air hujan yang bisa digunakan untuk sumber air baku sekaligus pengendalian banjir.
Namun, ia belum memaparkan detail anggaran yang diperlukan untuk kegiatan pembangunan tersebut.
Sementara itu, data dari Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta yang diunggah Unit Pengelola Statistik Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI pada laman statistik.jakarta.go.id menyebutkan pada 2018 penggunaan air tanah mencapai 8,15 juta meter kubik dan 6,69 juta meter kubik pada Januari-September 2019.
Baca juga: PUPR: SPAM Jatiluhur-Karian jadi andalan pasok air baku Jakarta
Berdasarkan letak geografis, Jakarta Selatan merupakan wilayah yang menggunakan air tanah tertinggi di Jakarta, yakni sebesar 4,34 juta meter kubik pada 2018.
Sedangkan volume produksi air bersih lebih rendah dibandingkan penggunaan air tanah.
Sedangkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta yang merilis statistik air bersih pada 2017-2019, volume produksi air bersih selama 2019 mencapai 553.518 ribu meter kubik.
Total produksi air bersih pada 2019 yang terjual ke pelanggan sebesar 511.854 ribu meter kubik.
Pada 2018 produksi air bersih di Jakarta mencapai sebesar 543.535 ribu meter kubik dan terjual sebanyak 499. 301 ribu meter kubik.
Baca juga: 1.850 meter saluran air di Tanah Abang dikuras
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021