Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan perlu ada terobosan untuk mengubah struktur ekonomi yang didominasi usaha mikro agar dapat naik kelas menjadi lebih baik.
Hal ini mengingat adanya 99,9 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menguasai ekonomi Indonesia, ujar dia, Jakarta, Jumat.
“Usaha mikro ini kebanyakan informal dan tidak produktif,” kata Teten di Gedung Paviliun Smesco.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Bank Dunia memberikan rekomendasi agar Indonesia menyiapkan pekerjaan kelas menengah dengan tiga strategi terintegrasi.
Pertama, peningkatan pertumbuhan produktivitas secara menyeluruh.
Baca juga: Kemenkop-UKM, Baznas, dan Pemprov DIY beri bantuan modal usaha mikro
Lalu, mengalih aktivitas ekonomi dan pekerja ke sektor perusahaan dan pekerjaan yang lebih produktif serta menghasilkan pendapatan lebih tinggi.
Terakhir, membangun angkatan kerja dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan kelas menengah, termasuk keterampilan kognitif, interpersonal, dan digital.
“Jadi, kemitraan UMKM dan BUMN dalam rantai pasok ini saya kira ini salah satu terobosan,” ucap Teten.
Jika melihat produk-produk UMKM di Jepang, China, dan Korea Selatan, katanya, sudah berbasis kreativitas dan inovasi teknologi. Sehingga, UMKM di negara-negara tersebut menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan global.
Baca juga: Pertamina lanjutkan pendampingan sertifikasi halal usaha mikro kecil
Adapun di Indonesia, dinyatakan keterlibatan rasio produk UMKM dan rantai pasok nilai global masih rendah dengan persentase 6,3 persen. “Jauh di bawah Malaysia yang sudah mencapai 46,2 persen, Thailand 29,6 persen, Vietnam 20,1 persen, dan Filipina 21,4 persen,” terangnya.
Selain itu, dikatakan kontribusi ekspor UMKM juga masih rendah dengan persentase 14 persen, jauh dibandingkan China sebesar 70 persen dan Jepang sebanyak 54 persen.
Karenanya, ia menilai UMKM harus segera menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan global.
Di dalam Undang-Undang Cipta Kerja, kata Teten, ekosistem kemitraan UMKM dengan industri besar telah dibangun dengan baik sehingga hanya perlu diimplementasikan lebih lanjut.
Pada kesempatan yang sama, Kemenkop-UKM bersama Kementerian BUMN serta Kementerian Perindustrian menandatangani nota kesepahaman terkait kemitraan koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah/Industri Kecil Menengah (UMKM/IKM) dalam rantai pasok BUMN dengan nilai kerja sama Rp52,23 miliar.
Kemenkop-UKM akan bermitra dengan enam BUMN, antara lain PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Perhutani, PT Krakatau Steel, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021