• Beranda
  • Berita
  • KSP dorong vaksinasi COVID-19 di Mojokerto harus di atas 70 persen

KSP dorong vaksinasi COVID-19 di Mojokerto harus di atas 70 persen

3 September 2021 18:34 WIB
KSP dorong vaksinasi COVID-19 di Mojokerto harus di atas 70 persen
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo (ketiga dari kiri) berdiskusi dengan Bupati Mojokerto Ikfina Fathmawati (keempat dari kanan) tentang percepatan vaksinasi COVID-19, di ruang rapat SBK Sekretariat Daerah Kabupaten Mojokerto, Jatim, Jumat (3/9/2021). (FOTO ANTARA/HO-Kantor Staf Presiden)

Perekonomian Kabupaten Mojokerto serta kabupaten dan kota di sekitar Surabaya harus segera pulih karena menjadi penopang perekonomian di Jawa. Untuk mewujudkannya, vaksinasi di Kabupaten Mojokerto harus di atas 70 persen

Kantor Staf Presiden (KSP) mendorong agar vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dapat melebihi 70 persen dari total penduduknya, agar mempercepat pemulihan kesehatan dan juga ekonomi di salah satu wilayah aglomerasi Surabaya Raya itu.

“Perekonomian Kabupaten Mojokerto serta kabupaten dan kota di sekitar Surabaya harus segera pulih karena menjadi penopang perekonomian di Jawa. Untuk mewujudkannya, vaksinasi di Kabupaten Mojokerto harus di atas 70 persen,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Tim KSP pada Jumat ini berdialog dengan Bupati Mojokerto Ikfina Fathmawati di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur di sela kunjungan kerja untuk meninjau program percepatan vaksinasi COVID-19.

Abraham berharap vaksin COVID-19 yang sudah tersedia di Kabupaten Mojokerto segera dihabiskan. Hal ini penting agar alokasi vaksin untuk wilayah aglomerasi Surabaya Raya bisa terealisasi optimal.

Bupati Ikfina, seperti dikutip KSP, mengatakan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Mojokerto baru mencapai 30 persen dari jumlah target penerima.

“Dari data yang saya terima, ada 246.957 orang sudah divaksin,” ujarnya.

Menurutnya, animo masyarakat untuk vaksin COVID-19 sebenarnya cukup besar. Apalagi, saat ini vaksin menjadi persyaratan administrasi bagi warga untuk bekerja atau berkunjung ke pusat-pusat perbelanjaan.

“Yang jadi kendala kami, masyarakat banyak yang memilih merek tertentu. Padahal ketersediaan merek tersebut terbatas,” sambung Ikfina.

Hal ini karena kabar yang beredar di masyarakat bahwa penerima vaksin merek tertentu tidak mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Tim KSP juga sangat mengapresiasi upaya keras pemerintah daerah Mojokerto untuk menggencarkan program vaksinasi di kalangan pesantren.

Ia menjelaskan Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah di Kecamatan Pacet, menurut keterangan Tim KSP, awalnya menolak vaksin COVID-19 dari perusahaan farmasi AstraZeneca.

Namun, Pemkab Mojokerto terus mengupayakan vaksinasi melalui dialog dengan warga ponpes. Kini ribuan santri di ponpes tersebut telah divaksinasi.

Pemkab Mojokerto juga melaporkan sudah melakukan vaksinasi bagi 7.500 pekerja industri padat karya di Kabupaten Mojokerto, demikian keterangan resmi KSP.

Baca juga: Kadinkes: Varian COVID-19 dari Kongo ditemukan di Kabupaten Mojokerto

Baca juga: Pemkab Mojokerto luncurkan Call Center TRC COVID-19

Baca juga: Balai diklat di Mojokerto-Jatim dijadikan tempat isolasi OTG COVID-19


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021