Direktur Utama JICT Ade Hartono mengatakan, sistem itu akan memudahkan perusahaan truk mendapatkan pelayanan bongkar-muat barang "Lift on and Lift off" (Lo-Lo) dalam terminal dan membagi kegiatan "receiving/delivery" agar tidak terkonsentrasi pada satu waktu tertentu.
"Jika selama ini pengguna jasa hanya mengenal JICT hanya sebagai terminal bongkar muat peti kemas, maka kami ingin memperkenalkan JICT lebih dari pada itu. Kami ingin menawarkan solusi pelayanan logistik yang lebih komprehensif," ujar Ade dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Nantinya pemesanan (booking) bisa dilakukan oleh perusahaan truk dengan mengakses layanan digital itu sebelum berangkat ke Terminal JICT.
Dengan demikian, diharapkan akan mengurangi kepadatan pelayanan di terminal karena truk yang biasanya memenuhi atau padat di terminal pada malam hari, bisa dilayani pada waktu yang lebih fleksibel. Hal ini karena perusahaan telah melakukan "booking" layanan sebelumnya.
Saat ini, komitmen JICT adalah memberikan kemudahan pelayanan kepada pengguna jasa di bidang logistik yang menggunakan jasa peti kemas. Dengan adanya JASforT, Ade berharap pihak perusahaan pelayaran, truk, operator terminal dan masyarakat sekitar pelabuhan, bisa merasakan manfaatnya.
“Sehingga jika pengguna jasa memilih JICT, maka mereka akan mendapatkan pelayanan yang lebih dari sekadar bongkar muat di dermaga, tapi juga pelayanan di lapangan dengan truk dan sistem lainnya,” kata Ade.
Baca juga: JICT dukung pemberantasan pungli di Pelabuhan Tanjung Priok
Baca juga: Polrestro Jakut periksa 24 orang diduga terkait pungli
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021