"Antara sebelum dan sesudah PPKM Level 4, catatan kami kebutuhan listrik turun 13 persen," kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Disjaya Doddy Pangaribuan saat dihubungi di Jakarta, Jumat sore.
Doddy menjelaskan, penerapan PPKM Level 4 berpengaruh pada turunnya penjualan listrik BUMN tersebut karena konsumsi listrik yang minim pada sektor bisnis dan perkantoran, terutama kantor Pemerintah yang memberlakukan sistem kerja dari rumah (work from home/WFH).
Selain itu, toko ritel, pusat perbelanjaan dan restoran juga dibatasi jam operasionalnya sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi listrik harian.
Namun konsumsi listrik mulai meningkat setelah penyesuaian aturan pada PPKM Level 3. Pusat perbelanjaan dan restoran yang mulai dibuka kembali membuat penurunan terhadap konsumsi listrik melambat.
"Saat PPKM level 3 ini memang sudah mulai naik. Kalau kami melihat yang tadinya turun 13 persen, sekarang masih turun juga tapi 10 persen. Jadi, sudah naik 3 persen dari PPKM Level 4 ke Level 3," kata Doddy.
Baca juga: PLN Disjaya catat penjualan listrik semester I capai Rp19,9 triliun
Baca juga: PLN dan BPN DKI Jakarta tandatangani kerjasama pendaftaran aset tanah
PLN Disjaya menargetkan pertumbuhan konsumsi listrik pada tahun ini bisa mencapai 2,5 persen atau meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu yang anjlok 5,6 persen.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pemakaian listrik pada semester I-2020 di wilayah Jakarta dan Tangerang berfluktuasi dengan rata-rata 2.633,7 gigawatt hour (GWh).
Guna mendongkrak konsumsi listrik pada tahun ini, PLN Disjaya akan mendorong gaya hidup yang serba listrik (electricity lifestyle).
Masyarakat diajak menggunakan kompor listrik induksi, kendaraan bermotor listrik hingga pemanfaatan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Baca juga: 3.806 gardu distribusi listrik terdampak banjir telah dinyalakan
Baca juga: PLN siagakan lebih 2.000 personel
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021