• Beranda
  • Berita
  • China setujui uji klinis obat COVID-19, efektif bagi pasien kritis

China setujui uji klinis obat COVID-19, efektif bagi pasien kritis

5 September 2021 14:02 WIB
China setujui uji klinis obat COVID-19, efektif bagi pasien kritis
Karyawan mengawasi proses produksi vaksin COVID-19 di Beijing Biological Products Institute, unit dari China National Biotec Group (CNBG), anak perusahaan Sinopharm di Kota Beijing, China, Jumat (26/2/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/wsj.)
Otoritas pengawasan obat-obatan makanan di China menyetujui uji klinis satu jenis obat COVID-19 berbasis antibodi manusia yang dikembangkan oleh anak perusahaan Sinopharm, CNBG.

Persetujuan tersebut telah didapatkan sejak 30 Agustus, demikian CNBG dikutip media China, Minggu.

Antibodi manusia atau human immuneglobulin dikembangkan dari plasma pasien COVID-19 yang sudah sembuh.

Beberapa pakar kesehatan menyatakan bahwa obat tersebut efektif merawat pasien COVID-19 yang sedang kritis.

Obat yang baru mendapatkan persetujuan uji coba itu bisa menetralkan antibodi pada virus corona jenis baru, demikian disebutkan CNBG.

CNBG memproduksi plasma yang berasal dari donasi para pasien sembuh sejak awal 2020 sehingga dipercaya efektif merawat pasien dalam kondisi parah.

Pakar kesehatan di China mencoba menggunakan produk tersebut untuk merawat pasien.

Sayangnya, CNBG tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai tempat dan waktu uji klinis obat terbaru itu.

Baca juga: Merck mulai uji coba tahap akhir obat eksperimental COVID-19

CNBG sebelumnya mengeklaim telah melakukan penyaringan secara ketat dalam memproses plasma yang disumbangkan oleh para penyintas.

Selain tes rutin, hampir 30 aspek tambahan juga akan diuji, termasuk beberapa bakteri pernapasan dan usus serta patogen untuk lima jenis penyakit menular seperti HIV, HBV, dan sifilis.

Perawatan inaktivasi virus (virus yang sudah dilemahkan) juga akan dilakukan untuk meningkatkan keamanan produk plasma.

CNBG butuh waktu setidaknya sepekan dari pengumpulan plasma hingga menyiapkan produk yang dapat digunakan pada pasien COVID-19.

Rata-rata satu penyintas dapat menyumbangkan 400 mililiter plasma untuk menyelamatkan dua atau tiga pasien dalam kondisi kritis.

Selain obat baru, CNBG juga telah memproduksi enam produk anti epidemi, termasuk dua vaksin yang efektif untuk melawan berbagi jenis mutasi virus dan obat-obatan COVID-19 lainnya berbasis antibodi monoklonal (kekebalan tubuh buatan) yang merupakan hasil kloning sel darah putih. 


Baca juga: WHO akan uji tiga obat baru untuk pengobatan COVID

Baca juga: PM China ajak ASEAN kembangkan obat dan vaksin COVID-19

 

Erick Thohir pastikan ketersediaan obat terapi COVID-19 hingga September

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021