• Beranda
  • Berita
  • PT Bukit Asam garap bisnis PLTS di lahan bekas tambang

PT Bukit Asam garap bisnis PLTS di lahan bekas tambang

6 September 2021 14:19 WIB
PT Bukit Asam garap bisnis PLTS di lahan bekas tambang
Dokumentasi. Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatera Selatan. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Perusahaan pertambangan batubara milik BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggarap bisnis energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan memanfaatkan lahan di bekas tambang milik perusahaan.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto secara virtual, Senin, mengatakan, PTBA berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di Ombilin-Sumatera Barat, Tanjung Enim-Sumatera Selatan, dan Bantuas-Kalimantan Timur.

Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW.

Saat ini, PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi Independent Power Producer (IPP) dan ditargetkan masuk pada 2022.

Sebelumnya, PTBA juga melakukan ekspansi bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan, salah satunya dengan Commercial Operation Date (CoD) PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).

“PLTS tersebut beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020,” kata Suryo.

Nantinya, masing-masing lahan pasca tambang yang dimiliki Bukit Asam akan dipasang PLTS dengan kapasitas mencapai sekitar 200 Megawatt.

Perseroan saat ini tengah membahas dengan PT PLN (Persero) untuk mengusulkan proyek-proyek PLTS milik PTBA masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

"Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi Independent Power Producer (IPP) dan ditargetkan masuk dalam RUPTL di tahun 2022," kata dia.

Direktur Pengembangan PT Bukit Asam Tbk Fuad IZ Fachroeddin mengatakan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) hingga 2050, pengembangan EBT Bukit Asam cukup ambisius dan terukur karena mempunyai kelebihan dalam konteks lahan pasca tambang.

Hal itu merujuk bahwa tantangan dalam pengembangan EBT, khususnya PLTS adalah ketersediaan lahan dan tarif yang atraktif bagi pembeli.

“Kami sudah hitung dengan cermat untuk address dua hal tersebut,” katanya.

Fuad mengatakan kalau dilihat dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sudah dipetakan potensi 207,8 GW energi surya. Solar PV ditargetkan 45 GW pada 2050. Dari beberapa potensi EBT maka energi surya adalah salah satu yang terbesar.

Baca juga: PTBA raih laba Rp1,8 triliun semester I/2021
Baca juga: Bukit Asam target porsi ekspor capai 47 persen dari produksi
Baca juga: Bukit Asam gandeng KAI tambah kapasitas angkutan batubara

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021