Menurut dr. Marya, serat memiliki struktur yang pada umumnya berasal dari karbohidrat. Namun, serat bukanlah zat yang dapat dicerna oleh tubuh.
"Nantinya di usus halus, serat membantu memperlambat penyerapan gula dan lemak. Kolesterol juga ikut diikat supaya dapat keluar bersama feses," kata dr. Marya dalam acara peluncuran Fibe Mini secara virtual, Kamis.
Baca juga: Makanan tinggi serat larut bantu kurangi risiko kanker payudara
Baca juga: Ide sarapan, nasi goreng kaya serat
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu pun menambahkan bahwa dengan mengikat kolesterol, serat dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Serat yang cukup juga dapat membantu kerja bakteri baik dalam tubuh.
Sementara itu di usus besar, lanjut dr. Marya, serat akan membantu membentuk feses sehingga mudah dikeluarkan.
"Jadi tidak terlalu keras dan tidak membuat diare juga. Lalu jika dikonsumsi secara rutin sebagai bagian dari asupan nutrisi sehari-hari, maka serat dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar," imbuhnya.
Namun sayangnya, menurut dr. Marya, saat ini 95 persen orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur sehingga kebutuhan serat hariannya tidak terpenuhi.
Padahal, kata dr. Marya, jika tubuh kekurangan serat maka akan timbul berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, gula darah tidak stabil, berat badan naik, hingga meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, kanker usus besar, dan penyakit jantung.
"Bahkan berdampak juga ke psikologis, seperti mood yang tidak baik, gangguan tidur, stres, dan sebagainya," ujarnya.
dr. Marya pun menganjurkan untuk mengonsumsi serat yang cukup yaitu rata-rata 30 gram per hari. Secara alami, serat bisa didapatkan dari makanan yaitu buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
Selain itu, dr. Marya mengatakan pentingnya memperhatikan porsi makanan sehari-hari agar kandungan gizinya tetap seimbang.
"Setengah piring itu isinya sayur dan buah. Seperempat piring karbohidrat, seperempat lagi protein," pungkas dr. Marya.
Baca juga: Penuhi kebutuhan serat agar saluran cerna anak sehat
Baca juga: Anak di bawah 2 tahun jangan diberi serat terlalu banyak
Baca juga: Banyak orang Indonesia tak konsumsi serat
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021