Kami melihat tahun 2022 adalah tahunnya Indonesia, di mana ekonomi kita diharapkan bertumbuh 5 persen atau lebih tinggi
Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali mencapai 5 persen atau bahkan lebih pada 2022.
“Kami melihat tahun 2022 adalah tahunnya Indonesia, di mana ekonomi kita diharapkan bertumbuh 5 persen atau lebih tinggi, keluar dari keterpurukan tahun 2020 di mana kita mengalami kontraksi, dan berangsur pulih ke 3,5 persen di 2021,” kata Enrico dalam webinar UOB Economic Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Ia memperkirakan inflasi akan mencapai 2,7 persen year on year (yoy) pada tahun 2022, meningkat sedikit dibandingkan inflasi 2021 yang diperkirakan sekitar 2,4 persen yoy. Tingkat inflasi ini memungkinkan pemerintah membuat kebijakan moneter yang lebih akomodatif..
“Ditambah dengan sinergi kebijakan ekspansif fiskal dan restrukturisasi utang dari OJK, kemungkinan pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih menyuruh dan berkesinambungan,” ucapnya.
Enrico juga memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan pada semester II 2022 mendatang karena bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) menormalisasi suku bunga acuannya dan mengurangi stimulus terkait COVID-19 atau melakukan kebijakan tapering off.
Baca juga: Presiden ajak perbankan dan pelaku usaha ekspansi, geliatkan ekonomi
Karena kebijakan tapering off The Fed itu dan risiko kemunculan varian baru COVID-19, Enrico memperkirakan nilai tukar rupiah dapat melemah hingga berkisar Rp15.000 per dolar AS pada 2022. Namun demikian, nilai tukar rupiah tetap akan terjaga karena aliran dana asing juga masih akan baik.
“Jadi prediksi kami (rupiah) berada di kisaran Rp14.650 sampai Rp14.850 per dolar AS untuk akhir tahun ini. Dan berangsur-angsur dengan meningkatnya impor Indonesia seiring pemulihan pertumbuhan ekonomi, akan sangat mungkin bahwa gradual depriation ini akan capai kisaran Rp15.000-an per dolar AS di tahun depan,” ucapnya.
Enrico mempercayai bahwa dengan berbagai reformasi struktural yang telah dilakukan pemerintah dengan menerapkan Undang-Undang Cipta Kerja dan membentuk Soevereign Wealth Fund, investasi asing langsung (FDI) akan banyak masuk ke Indonesia.
“Investasi riil di Indonesia akan masuk untuk menutup CAD (Current Account Deficit) yang mungkin akan melebar secara perlahan namun pasti ke depan. Konsep yang dinamakan basic ballance ini, semakin dia bertumbuh menjadi positif akan memberikan jangkar yang positif, dan baik untuk stabilisasi nilai tukar dan bahkan rupiah ke depan diharapkan mampu untuk menguat,” ucapnya.
Baca juga: Airlangga paparkan upaya pemerintah jaga dunia usaha di tengah pandemi
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021