.... kita memiliki potensi yang sangat signifikan untuk bisa memanfaatkan perekonomian di Amerika Latin dan Karibia
Indonesia terus mendalami potensi kerja sama ekonomi dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia melalui penyelenggaraan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC Business Forum).
Diselenggarakan untuk ketiga kalinya pada 14-15 Oktober 2021, forum tersebut bertujuan meningkatkan hubungan ekonomi di tengah situasi global yang dinamis, termasuk di tengah tantangan pandemi COVID-19.
“Sebagai negara ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi yang sangat signifikan untuk bisa memanfaatkan perekonomian di Amerika Latin dan Karibia,” ujar Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya dalam konferensi pers secara virtual, Senin.
Ia menjelaskan, potensi kawasan Amerika Latin dengan PDB mencapai 4,8 triliun dolar AS (sekitar Rp68.397 triliun) dan PDB Indonesia yang tercatat lebih dari 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14.251 triliun), harus dimanfaatkan secara optimal lewat berbagai inisiatif diplomasi ekonomi yang proaktif.
Baca juga: Indonesia target total transaksi INA-LAC naik dua kali lipat tahun ini
“Sebenarnya kita lihat (ada tantangan) jarak geografis, tetapi dari nilai perdagangan yang tercatat selama ini, bahkan di tengah COVID-19, kita melihat peningkatan ekspor Indonesia,” ujar Ngurah.
Di tengah pandemi, total perdagangan Indonesia dan kawasan Amerika Latin serta Karibia pada 2020 meningkat menjadi 8,25 miliar dolar AS (sekitar Rp117,6 triliun) dari 7,75 miliar dolar AS (sekitar Rp110,4 triliun) pada 2019.
Demikian pula pada semester pertama 2021, total perdagangan Indonesia dan kawasan tersebut mencapai 4,91 miliar dolar AS (hampir Rp70 triliun), atau meningkat 13,83 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Tiga negara yang mencatat nilai perdagangan tertinggi dengan Indonesia yaitu Brazil, Argentina, dan Meksiko.
Pada 2020, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia senilai 3,16 mililar dolar AS (sekitar Rp45 triliun) sementara nilai impornya 5,1 miliar dolar AS (sekitar Rp72,7 triliun).
Baca juga: INA-LAC bangun interaksi intens pebisnis Indonesia dan Amerika Latin
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia adalah minyak nabati, kendaraan, elektronik, karet, dan alas kaki. Sedangkan komoditas impor utama Indonesia adalah pakan ternak, sereal, gula, kapas, dan cokelat.
Mengingat pandemi COVID-19 yang masih membatasi pergerakan lintas negara, INA-LAC 2021 akan diselenggarakan secara gabungan melalui pertemuan secara tatap muka dan virtual.
Meskipun dilakukan dengan metode kombinasi, tingkat partisipasi para peserta justru meningkat dibandingkan dengan penyelenggaraan hanya secara tatap muka.
Pada 2019, INA-LAC diikuti 120 peserta dari 18 negara Amerika Latin dan Karibia serta 150 peserta dari Indonesia, dengan total kesepakatan bisnis yang berhasil dicapai sebesar 33,12 juta dolar AS (sekitar Rp463,68 miliar).
Sementara tahun lalu, total 533 peserta yang terdiri dari 490 kehadiran virtual dan 63 kehadiran fisik, berpartisipasi dalam forum bisnis tersebut. INA-LAC 2020 mencatat total kesepakatan bisnis senilai 85,38 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun).
Tahun ini, sekitar 350 perusahaan Indonesia dan 150 perusahaan dari Amerika Latin dan Karibia telah mendaftarkan partisipasinya dalam INA-LAC.
Para peserta dapat saling berinteraksi melalui platform digital ina-access.com, yang khusus disiapkan untuk pameran perdagangan, investasi, dan pariwisata secara virtual.
“INA-LAC merupakan salah satu flagship events (kegiatan unggulan—red) kita. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini kita bisa menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi pemerintah Indonesia, khususnya Kemlu, tetap kita lakukan secara proaktif,” tutur Ngurah.
Baca juga: Dirjen sebut INA-LAC hidupkan kerja sama ekonomi di tengah pandemi
Baca juga: Forum bisnis Indonesia-Amerika Latin hasilkan transaksi Rp1 triliun
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021