• Beranda
  • Berita
  • BBKSDA Papua ingatkan penggunaan mahkota cenderawasih imitasi

BBKSDA Papua ingatkan penggunaan mahkota cenderawasih imitasi

20 September 2021 16:33 WIB
BBKSDA Papua ingatkan penggunaan mahkota cenderawasih imitasi
Kepala BBKSDA Papua Edward Sembiring meminta dukungan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dalam perlindungan terhadap satwa cenderawasih dengan menggunakan yang imitasi (ANTARA News Papua/HO-Humas BBKSDA Papua)

Ancaman serius bagi penggunaan mahkota cenderawasih asli

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua kembali mengingatkan untuk penggunaan mahkota cenderawasih imitasi dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di wilayahnya.
 
Kepala BBKSDA Papua Edward Sembiring di Jayapura, Senin, mengatakan hal ini untuk memberikan perlindungan terhadap jenis cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor) dan cenderawasih kuning besar (Paradisaea apoda) yang melekat dalam tatanan adat sebagian besar suku di Papua.
 
"Langkah perlindungan tersebut adalah penggunaan mahkota cenderawasih imitasi sebagai pengganti yang asli," katanya.
 
Menurut Edward, pihaknya juga meminta dukungan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dalam perlindungan terhadap satwa cenderawasih.
 
"Dalam ajang PON XX yang akan digelar di Papua pada 2021 dapat menjadi ancaman serius bagi penggunaan mahkota cenderawasih asli," ujarnya.
 
Dia menjelaskan salah satu langkah tepat mencegah tindak ilegal terhadap cenderawasih adalah dengan memproduksi mahkota cenderawasih imitasi.
 
"Hal ini telah dirintis oleh Kelompok Desa Binaan Konservasi Kena Nembey di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura," katanya lagi.
Dia menambahkan harapan pihaknya, produksi mahkota cenderawasih imitasi ini bisa menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat setempat, peluangnya sangat besar untuk dipasarkan saat PON XX, menjadi buah tangan khas Papua.
 
"Kami perlu dukungan berbagai pihak dalam perlindungan cenderawasih dengan cara menggunakan mahkota imitasi, bukan yang asli," ujarnya lagi.

Lodiwik yang bermarga Serontouw menjadi salah satu pelopor perlindungan cenderawasih di Kampung Tablasupa. Bila dirunut dari sejarah, tidak bersinggungan secara langsung dengan satwa liar dilindungi tersebut. Upaya melindungi burung cenderwasih ini menandakan bahwa perlindungan terhadap satwa liar milik negara, khususnya cenderawasih, dapat dilakukan oleh semua pihak tanpa pengecualian.

Sebelumnya, Kepala BBKSDA Papua Edward Sembiring menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panitia Kerja Komisi IV DPR RI bersama para Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Taman Nasional pada Kamis (16/9) di Jakarta.
 
Dalam pertemuan tersebut, Edward meminta dukungan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dalam perlindungan terhadap satwa cenderawasih dengan menggunakan yang imitasi.

Baca juga: Aktivis kritik penggunaan cenderawasih dalam kampanye Pemilu Papua

Baca juga: Aktivis lingkungan kecam penjualan Cenderawasih lewat medsos

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021