Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengatakan Presidensi G20 2022 bisa memberikan manfaat ekonomi yang panjang bagi Indonesia.Saya rasa kalau kita bisa proaktif dan sistematis memanfaatkan momentum ini, presidensi Indonesia di G20 bisa memberikan manfaat ekonomi yang lebih lasting karena promosi, showcasing, dan branding Indonesia yang kita lakukan sepanjang presidensi ini.
"Saya rasa kalau kita bisa proaktif dan sistematis memanfaatkan momentum ini, presidensi Indonesia di G20 bisa memberikan manfaat ekonomi yang lebih lasting karena promosi, showcasing, dan branding Indonesia yang kita lakukan sepanjang presidensi ini," kata Shinta kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa sepanjang Presidensi G20 2022, Kadin akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan di samping agenda utama.
"Pertemuan-pertemuan sela ini bisa memperlihatkan potensi-potensi ekonomi dan investasi di Indonesia sehingga kita bisa memperoleh sesuatu yang lebih konkret secara ekonomi dari G20," kata Shinta.
Baca juga: Indef: Presidensi G20 2022 tingkatkan pengakuan kapabilitas RI
Ia berharap pertemuan G20 dapat diselenggarakan secara offline atau langsung agar dapat mengungkit perekonomian dimana pertemuan dilakukan.
"Presidensi Indonesia untuk G20 di 2022 adalah ajang showcasing Indonesia ke pelaku usaha global, khususnya dalam menciptakan international recognition, meningkatkan visibility, dan positive branding terhadap Indonesia sebagai negara berkembang yang bukan hanya sebagai pasar yang besar tetapi juga sebagai negara yang sangat adaptif dan transformatif terhadap ekonomi global dan sebagai negara tujuan investasi," imbuhnya.
Shinta juga berharap negara-negara G20 fokus membahas percepatan pemulihan ekonomi global dari dampak COVID-19 yang akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Baca juga: CORE: Presidensi G20 2022 bisa menguntungkan bagi Indonesia
Di sisi lain, ia juga berharap agar Presidensi G20 juga mengedepankan agenda pertumbuhan ekonomi yang inklusif khususnya terhadap kepentingan negara berkembang dan pelaku usaha Indonesia termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
"Sehingga kita diakomodasi untuk bertumbuh secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi pasar global, bukan hanya mengikuti wacana atau trend ekonomi global yang sentral pada kepentingan negara maju tapi juga terhadap kebutuhan negara berkembang," ucapnya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021