Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT) menjajaki kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) untuk mengirimkan dokter muda ke berbagai pelosok desa.Ketersediaan tenaga kesehatan menjadi salah satu masalah pokok dalam layanan kesehatan di tingkat desa.
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar saat menerima kunjungan Dekan Fakultas Kedokteran UI Prof Ari Fahrial Syam, di Kantor Kemendes PDTT, Kalibata, Jakarta, Rabu, mengatakan ketersediaan tenaga kesehatan menjadi salah satu masalah pokok dalam layanan kesehatan di tingkat desa.
"Kami sangat berterima kasih atas kesediaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk bekerja sama dalam meningkatkan layanan kesehatan di level desa," kata Halim Iskandar, dikutip dari siaran pers.
Gus Menteri, sapaan akrab Halim Iskandar, mengatakan kementeriannya mempunyai data SDGs Desa yang memetakan wilayah-wilayah yang mengalami kekurangan tenaga kesehatan.
Dia menyatakan, desa sehat dan sejahtera merupakan tujuan ketiga dari SDGs Desa. Menurutnya kesejahteraan warga desa tidak akan bisa dicapai tanpa kesehatan.
Dalam upaya mencapai kesehatan warga tersebut, maka harus ada kemudahan akses terhadap layanan kesehatan baik dari sisi ketersediaan tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan.
Hasil riset kesehatan dasar, proporsi rumah tangga yang mengalami kesulitan akses kesehatan masih relatif tinggi, yakni di kisaran 62,9 persen, yang terbagi kategori sulit 36,9 persen, dan kategori sangat sulit 26 persen.
Gus Menteri menilai kerja sama dengan perguruan tinggi seperti dengan FK UI sangat dibutuhkan dalam mempercepat pencapaian SDGs Desa.
"Menarik, tentu kita sangat berterima kasih dan ini sangat menggembirakan, kita bayangkan banyak hal yang bisa kita kerjasamakan," katanya.
Gus Menteri menjelaskan skema kerja sama yang akan dijajaki dengan FK UI tersebut, yaitu FK UI menyiapkan dokter-dokternya sedangkan Kemendes PDTT menyiapkan datanya, desa mana saja yang membutuhkan tenaga kesehatan sebagaimana data SDGs Desa.
"Bayangan saya begini 2022 UI menyiapkan sekian dokter, kita punya peta, juga kita punya datanya di mana saja, karena APBDES juga disiapkan," katanya.
Dekan FK UI Prof Ari Fahrial mengungkapkan UI rutin menghasilkan kurang lebih 230 dokter muda atau yang disebut dokter internship setiap tahunnya. Selama ini mereka diterjunkan ke beberapa puskesmas untuk mengikuti pendidikan profesi.
"Internship yang dimaksud adalah program magang atau praktik bagi dokter muda yang sudah menyelesaikan koas, biasanya praktik dilakukan di rumah sakit yang mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP) seperti rumah sakit tipe C dalam kurun waktu 1 tahun," katanya lagi.
Masalahnya, kata Ari Fahrial, banyak rumah sakit yang tidak memanfaatkan keberadaan para dokter ini dengan maksimal. Mereka masih dianggap belum sepenuhnya dokter, sehingga hanya membantu administrasi rumah sakit tempat mereka praktik.
"Mayoritas keberadaan dokter internship tidak dimanfaatkan secara maksimal sesuai disiplin keilmuan yang dimiliki, tentu ini sayang sekali," katanya.
Ari Fahrial menilai dokter-dokter muda itu akan lebih bermanfaat apabila diterjunkan ke desa-desa di Indonesia untuk ikut terlibat membangun desa khususnya di sektor kesehatan.
"Tentu dengan dokter-dokter muda dan andal dan berkualitas dari FK UI bisa membantu masyarakat kita, dan mudah-mudahan dengan kerja sama ini ke depan banyak membantu dan melakukan banyak hal untuk membantu dan membangun desa," katanya pula.
Baca juga: Mendes: BUMDes-BUMDesma mampu bangkitkan ekonomi di tengah pandemi
Baca juga: Mendes PDTT: Teknologi berperan penting promosikan produk desa
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021