"Genangan air akan berkurang dengan KPI (Key Performance Indicator) yang diharapkan gubernur kurang dari enam jam," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD DKI Sabdo Kurnianto di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Meski begitu, lanjut dia, target itu diharapkan tercapai apabila curah hujan tidak lebih dari 100 milimeter atau tidak dalam keadaan hujan ekstrem.
"Kecuali hujan ekstrem karena kami punya drainase itu hanya (menampung) 100 mm hujan," katanya.
Untuk mencapai target itu, kata dia, Pemprov DKI sudah melakukan mitigasi di antaranya pengerukan sungai dan waduk untuk menampung debit air lebih besar ketika musim hujan.
Dengan mitigasi itu pula, lanjut dia, risiko bencana dapat ditekan termasuk mencegah korban jiwa berjatuhan.
Baca juga: Pembangunan saluran air di Klender dimulai pada 27 September
Baca juga: Turap penahanan banjir di Batu Ampar Jakarta Timur diresmikan
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata dia, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2022.
Di sisi lain, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diharapkan saling berkolaborasi dalam melaksanakan mitigasi potensi bencana banjir.
"Yang jelas kita menghadapi musim hujan sudah rutin, artinya kita punya pengalaman. Kalau 2020 seperti itu, 2021 akan lebih baik. Mudah-mudahan ini lebih baik," katanya.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021