Klemen Tinal Roller Sport Stadium adalah arena perlombaan untuk cabang olahraga sepatu roda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang menyita perhatian.Yang terpenting lagi, bagaimana caranya atlet harus mencetak prestasi lebih dan lebih lagi sesuai dengan tingkat arena yang sudah kelas internasional
Betapa tidak. Arena yang dibangun di atas tanah sekitar 1 hektar lebih di Bumi Perkemahan (Buper) Waena, Kota Jayapura itu merupakan yang terbaik di Asia Tenggara.
Bahkan Federasi Sepatu Roda Dunia (FIRS) menobatkan arena di Papua ini menjadi menjadi yang terbaik kedua di Asia setelah China.
Baca juga: Atlet sepatu roda Papua uji coba arena dan perangkat pertandingan PON
Tak ayal, Klemen Tinal Roller Sport Stadium menjadi buah bibir dengan segala keistimewaanya. Banyak orang terkagum-kagum dengan arena sepatu roda ini. Apalagi komunitas sepatu roda yang lebih mengerti bagaimana standar arena yang benar.
Sejumlah atlet yang telah melihat dan menjajal langsung arena lomba PON Papua itu juga memberikan pujian.
Misalnya, atlet putri dari tim DKI Jakarta Naura Rahmadija dan Latisha Luna Sasmito. Mereka sepakat dan kagum dengan Klemen Tinal Roller Sport Stadium.
Mereka pun berambisi menjadi bagian dari sejarah sebagai pemenang di PON Papua, mengingat arena lomba digunakan untuk pertama kalinya.
"Teriknya udara di Papua mungkin akan jadi tantangan tersendiri bagi kami untuk lebih bersemangat dan memberikan yang terbaik bagi DKI Jakarta," kata Naura.
Klemen Tinal
Dari namanya, arena sepatu roda ini diambil dari nama Wakil Gubernur Papua ke-10, Klemen Tinal, yang wafat pada 21 Mei 2021.
Mendiang Klemen Tinal juga tercatat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB Perserosi) masa bakti 2017-2021.
Mendiang Klemen Tinal adalah tokoh yang paling berjasa atas pembangunan arena sepatu roda berstandar internasional tersebut. Pemberian nama ini sebagai penghargaan atau dedikasi dari sosok yang merupakan bupati pertama Kabupaten Mimika tersebut.
Ya, banyak yang mengenang Klemen Tinal sebagai sosok yang memiliki peran penting dalam pembinaan olahraga sepatu roda di Papua, bahkan untuk Indonesia.
Dia menggagas pembangunan arena sepatu roda pada akhir 2019 guna pelaksanaan PON Papua. Kemudian pembangunan dimulai sejak awal 2020 berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2019 dengan kontraktor yang cukup mumpuni.
Semula arena tersebut bernama Roller Sport Stadium Papua Bangkit. Kemudian Pengprov Perserosi Papua lantas mengusulkan perubahan nama menjadi Klemen Tinal Roller Sport Stadium.
Baca juga: Tim sepatu roda DKI bertekad sapu bersih pada PON Papua
“Kami sangat menghormati Mendiang Klemen Tinal. Pak Klemen adalah orang yang sangat besar jasanya untuk sepatu roda di Papua," kata Kepala Panitia Cabang Olahraga Sepatu Roda PON Papua, Yonas Randan Buak, dalam keterangan resminya, Jumat.
"Perhatiannya kepada atlet di Papua dan bahkan atlet sepatu roda seluruh Indonesia sangat luar biasa. Karena itu, untuk menghormati dan mengenang jasa beliau, sangat layak kalau nama arena sepatu roda ini memakai namanya," ujar Yonas menambahkan.
Klemen Tinal memang telah tiada. Namun jasanya yang begitu besar terhadap olahraga sepatu roda di Papua dan Tanah Air tak akan terlupakan. Semoga segala kebaikan dan perjuangannya untuk sepatu roda di Tanah Air membuahkan hasil yang membanggakan.
Pembangunan Klemen Tinal Roller Sport Stadium juga telah rampung. Rencananya akan diresmikan berbarengan dengan hari pertama perlombaan cabang olahraga sepatu roda di PON Papua pada Minggu (27/9).
Yonas juga menyebut Klemen Tinal Roller Sport Stadium merupakan salah satu kebangkitan sepatu roda di Bumi Cenderawasih.
"Kita diuntungkan dengan mendiang Pak Klemen Tinal yang memang selalu mendorong agar pembangunan arena ini bisa segera diselesaikan," kata Yonas Randan Buak.
"Beliau benar-benar penyemangat tak cuma untuk pembangunan, tapi juga semangat atlet dan suksesnya PON XX Papua ini," ujar Yonas menambahkan.
Baca juga: Aceh targetkan medali cabang sepatu roda di PON Papua
Pelaksanaan lomba
Mengingat masih dalam masa pandemi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menetapkan agar protokol Kesehatan harus tetap dijalankan selama gelaran PON Papua.
Karena itu, menurut Yonas, kapasitas 650 orang untuk arena ini diharapkan akan terisi oleh siapa pun yang beruntung untuk menonton perlombaan sepatu roda yang sudah disebar.
“Tiket memang tidak dijual karena ini murni non-komersial, tapi karena Papua ini digadang sebagai kota olahraga, kami tetap membuka kesempatan kepada warga sekitar untuk menonton, terpenting mereka sendiri sudah mendaftar," katanya.
"Ada keluarga atlet dan pejabat daerah yang diundang sehingga kami berharap arena bisa diramaikan penonton. Terpenting protokol kesehatan dengan masker, jaga jarak harus selalu diingat,” kata Yonas.
Perlombaan sepatu roda dijadwalkan bergulir mulai 27 September hingga 3 Oktober 2021. Sebanyak 16 tim dari berbagai provinsi di Tanah Air akan mengirim atlet terbaik mereka.
Dari data yang diterima Antara, sebanyak 77 atlet di luar atlet dari Provinsi Papua akan bersaing menjadi yang terbaik. Rinciannya, 44 putra dan 33 putri.
Dari jumlah tersebut DKI Jakarta menjadi tim terbanyak mengirim atlet yakni sebanyak 12 orang. Kemudian Jawa Barat dan Jawa Timur di urutan kedua dengan sama-sama meloloskan 10 atlet untuk cabang olahraga sepatu roda PON Papua.
Mereka beruntung bisa merasakan langsung bersaing di arena termegah dan terbaik di Tanah Air, bahkan di Asia Tenggara tersebut.
Baca juga: Impian Aurellia atlet termuda PON DIY persembahkan emas sepatu roda
Pusat latihan sepatu roda
Saat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy melakukan kunjungan untuk meninjau sejumlah arena di Papua, dua pekan lalu, dia terkagum-kagum dengan arena akbar ini.
Muhadjir mengatakan hadirnya arena terbaik nan megah ini harus menjadi pemicu bagi atlet sepatu roda di Tanah Air.
Dia juga berharap setelah PON Papua, Klemen Tinal Roller Sport Stadium bisa dimanfaatkan sebagai tempat pelatihan dan penempatan atlet-atlet sepatu roda dari seluruh Indonesia.
"Menyiapkan tempat ini kan tentu tak main-main. Jadi memang sebaiknya usai PON nanti bisa jadi pusat latihan dan pusat latihan para atlet sepatu roda di Indonesia," katanya.
"Yang terpenting lagi, bagaimana caranya atlet harus mencetak prestasi lebih dan lebih lagi sesuai dengan tingkat arena yang sudah kelas internasional,” dia menambahkan.
Baca juga: Pembangunan venue sepatu roda PON Papua bertaraf dunia capai 70 persen
Detje Ahmad Nursyamsi selaku Official Speaker Sepatu Roda PON XX Papua sekaligus pemilik Klub Sepatu Roda Balance di Bandung pun mengungkapkan hal senada.
Mantan atlet sepatu roda di era 90-an ini mengatakan arena sepatu roda di Jayapura ini memang sangat membanggakan.
Detje berharap arena tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh komunitas sepatu roda di Papua hingga seluruh Indonesia.
“Histori arena ini kita tahu bersama merupakan perjuangan almarhum Bapak Klemen Tinal. Jadi, sebaiknya kita jaga bersama dan manfaatkan sebaik-baiknya," kata Ahmad Nursyamsi.
"Papua punya potensi mencetak atlet-atlet sepatu roda hebat dengan modal venue megah ini. Dan, saya harapkan setelah PON banyak manfaat juga bisa dipetik dari arena keren ini khususnya untuk pembinaan dan prestasi atlet."
Baca juga: Kakak beradik asal Siak bertekad raih emas di PON Papua
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021