Kedua anjing itu menyiapkan telinga untuk mendengar dan perutnya untuk dielus sehingga bisa memberikan efek relaksasi baik kepada pasien maupun para petugas medis dan membuat suasana di rumah sakit pediatri di Santiago itu pun menjadi lebih ceria.
Selama pandemi, Chili menjadi salah satu kawasan pertama yang mengalami gelombang kasus COVID-19 dan hampir mengalami kolaps. Banyak petugas medis dan warga di rumah sakit Chili yang akhirnya sudah ditahap depresi dan tertekan.
Kehadiran Pepe yang memiliki bulu berwarna blonde ditemani Chimu yang lebih kecil berbulu hitam putih itu, membantu seluruh orang yang ada di rumah sakit menjadi lebih ceria dan bisa pulih kembali.
Misalnya seperti yang dialami oleh Teresa Nilo yang merupakan teknisi di rumah sakit namun terpapar COVID-19.
Baca juga: Anjing terapi hibur korban penembakan Las Vegas
Baca juga: Pakar: anjing bantu penyembuhan autis
Ia hampir menyerah karena terpapar COVID-19, namun Pepe dan Chimu memberikan kekuatan baginya untuk kembali semangat dan akhirnya bisa sembuh.
"Kehadiran anjing- anjing itu di samping saya memberikan kedamaian khususnya dari pikiran. Kamu akan merasa berada di tempat yang nyaman daripada merasa berada di rumah sakit yang terbatas dengan empat papan dinding," kata Teresa seperti dikutip dari Reuters, Senin.
Manisnya perilaku Pepe dan Chimu juga dirasakan benar oleh para pasien- pasien yang merupakan anak- anak di rumah sakit itu.
Misalnya seperti yang dialami oleh anak dari Rodrigo Alvarez yang mendapatkan pendampingan Pepe dan Chimu setelah anaknya menjalani operasi mata di rumah sakit itu.
"Dengan anak saya yang merasa sangat kesakitan, adanya kedua anjing ini membantu anak saya tak lagi merasa tertekan di rumah sakit atau pun saat ia menjalani harinya," kata Rodrigo.
Memang sudah sering ditemui baik anjing maupun kucing menjadi kawan terapi dalam pengobatan yang dilakukan di rumah sakit.
Pusat riset nonprofit Mayo Clinic menyebutkan terapi dengan pendampingan hewan ternyata bisa meningkatkan kesembuhan secara signifikan, mengurangi rasa sakit, takut, bahkan rasa depresi dan kelelahan pada orang- orang yang menjalani masa penyembuhan ketika terjangkit penyakit.
"Saat seseorang masuk ke dalam rumah sakit membawa anjing, mereka (orang yang berada di rumah sakit) menyapa dengan ramah dan orang itu mengalami perubahan ekspresi," kata salah seorang pelatih anjing terapi Nicole Faust.
Kehadiran anjing atau pun kucing sebagai pendamping untuk membantu terapi penyembuhan di rumah sakit bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghadapi tekanan di tengah pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Tentunya terapi itu akan semakin maksimal untuk menyambut masa pascapandemi dengan diiringi penanganan pandemi COVID-19 yang terkendali dan didukung dengan percepatan pemberian vaksinasi kepada masyarakat.
Baca juga: Cara Raditya Dika dan Ryan Delon kenalkan anak bulu pada si buah hati
Baca juga: Steril dapat optimalkan kesejahteraan hidup hewan peliharaan
Baca juga: 3 komitmen yang harus dimiliki pemilik hewan peliharaan
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021