Maudy bersama koleganya dari "Geng Ijo" telah membantu menjual produk tanaman hias dari petani melalui sosial media, dengan harapan dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.
"Karena pengikut (Instagram para petani) tidak terlalu banyak, tidak efektif juga. Akhirnya kami juga sering membantu teman-teman para petani untuk siaran langsung melalui Instagram bersama-sama," kata Maudy dalam siaran pers, Selasa.
Untuk menjadi ladang bisnis, Maudy memberikan beberapa tips baik kepada petani maupun ibu-ibu PKK. Pertama, menurut Maudy, sebaiknya para ibu-ibu PKK yang membantu mempromosikan tanaman petani juga dibekali informasi mengenai tanaman yang akan dijual.
Baca juga: Lima kiat menata tanaman hias untuk segarkan suasana rumah
Hal itu termasuk bagaimana cara merawatnya dan informasi detail lainnya agar petani dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul di kolom komentar media sosial.
Kedua, soal administrasi pengiriman. Maudy mengungkapkan, terkadang petani tidak dapat mengemas tanaman dengan baik dan benar. Karena itu, kata dia, perlu ada edukasi dan pengetahuan pada petani agar pelanggan dapat menerima tanaman dengan puas.
"Bagaimana untuk bisa mengemas tanamannya supaya nilainya baik dan juga tidak mengecewakan pembelinya. Karena saya sebagai pembeli amatiran, pasti suka tanya-tanya nih. Jadi, sebaiknya (petani sebagai penjual) juga bisa menjawab," jelas pemeran Zaenab dalam sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" itu.
Ketiga, pertimbangkan kondisi alam sehingga pengiriman tanaman yang terlalu lama dapat disiasati dengan berbagai cara agar tanaman tidak mati dalam perjalanan karena berbagai hal, salah satunya perbedaan suhu saat pengiriman.
"Jadi, sebenarnya kalau bisa dijadikan bisnis itu betul. Tetapi saya berharap mungkin teman-teman yang sudah menjadi pakar bisa sharing-sharing informasi juga kepada ibu-ibu yang akan memulai bisnis tanaman ini,” ungkap dia.
Potensi tanaman hias
Kolektor dan pembudidaya tanaman hias Handry Chuhairy mengatakan bahwa Indonesia memiliki tanaman hias yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya di Kalimantan Barat.
Handry memaparkan, Kalimantan Barat memiliki potensi tanaman hias yang diminati pasar, misalnya scindapsus, rhaphidophora, homalomena, schismatoglottis, alocasia, colocasia, amydrium, dan epipremnum.
Ia mengatakan, perubahan tren dalam jual-beli tanaman akan terus terjadi jika tanaman hias terus dikembangkan. Namun ia berpesan agar penikmat tanaman hias tidak mengambil langsung dari hutan karena berpotensi merusak atau menghilangkan jenis tersebut.
"Saya minta tolong, di beberapa daerah di Kapuas, Kalimantan Barat, apabila menemukan spesies ataupun tanaman dari hutan jangan langsung dikirim. Kalau langsung kirim, kita bisa tidak punya bonggol. Kita akan kehilangan satu trah yang terbaik," kata Handry.
Bupati Landak, Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasa mengakui bahwa di wilayahnya masih banyak pelaku usaha yang langsung mengambil tanaman hias dari hutan. Mereka bahkan menggunakan truk saat berburu dan untuk mengangkut tanaman hias dari hutan.
Jika terus terjadi, kata dia, bisnis tanaman hias yang seharusnya berkelanjutan untuk menggerakkan ekonomi warga akan terancam. Untuk itu, Karolin mengatakan saat ini perlu digelar pelatihan bagi pelaku usaha tanaman hias.
"Sehingga teman-teman di lapangan juga bisa mengembangkan tanaman hias di Kalimantan Barat, terutama dalam semangat melestarikan lingkungan. Mereka tidak hanya mengambil dari hutan, tetapi bagaimana agar tanaman kita kembangkan, baru kemudian diambil keuntungannya secara ekonomi," paparnya.
Baca juga: Maudy Koesnaedi merasa tertantang perankan karakter Bu Broto "Losmen"
Baca juga: Maudy Koesnaedi terharu bisa kembali adu akting dengan Mak Nyak
Baca juga: Maudy Koesnaedi lebih senang lakoni seni pertunjukan
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021