Setelah menghadapi hiruk pikuk ledakan bangunan China, Evergrande kini menjadi wajah tindakan keras terhadap utang pengembang yang telah mendorong volatilitas di pasar global dan membuat investor besar dan kecil berkeringat atas eksposur mereka.
Perusahaan tersebut dijadwalkan pada Rabu untuk melakukan pembayaran bunga obligasi senilai 47,5 juta dolar AS pada obligasi dolar 9,5 persen Maret 2024. Meskipun tidak lagi memiliki obligasi dalam negeri atau luar negeri yang jatuh tempo tahun ini, perusahaan masih harus melakukan pembayaran kupon untuk obligasi luar negeri sebesar 547,57 juta dolar AS pada 28 Desember.
Masalah Evergrande menghantam pasar saham global awal bulan ini. Dalam minggu-minggu sejak itu, beberapa investor global telah mengalihkan fokus mereka ke perselisihan politik di Washington atas plafon utang AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah yang telah menekan saham.
Kejutan negatif apa pun oleh Evergrande dapat memberi lebih banyak amunisi kepada pasar saham yang bearish.
Dengan kewajiban sebesar 305 milia dolar AS, Evergrande telah memicu kekhawatiran bahwa masalahnya dapat menyebar melalui sistem keuangan China dan bergema di seluruh dunia - kekhawatiran yang telah mereda karena kerusakan sejauh ini terkonsentrasi di sektor properti.
Pada Senin (27/9/2021), bank sentral China berjanji untuk melindungi konsumen yang terpapar pasar perumahan dan menyuntikkan lebih banyak uang tunai ke dalam sistem perbankan. Pemerintah Shenzhen mulai menyelidiki unit manajemen kekayaan Evergrande, tanda paling jelas namun pihak berwenang dapat bergerak untuk menahan risiko penularan.
Baca juga: Saham Korsel jatuh, pasar khawatir Evergrande dan krisis listrik China
Baca juga: Asia bergulat dengan kejatuhan Evergrande, amati krisis listrik China
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021