"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" akan tayang di seksi World Focus yang jadi pemutaran perdana film ini di Negeri Sakura.
World Focus menyajikan karya-karya terbaru dari negara-negara lain yang belum pernah dirilis di Jepang, juga memutar film Spanyol, Amerika Tengah dan Amerika Selatan lewat kolaborasi dengan Festival Film Latin Beat.
Detail pemutaran film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" di Festival Film Tokyo akan diumumkan pada awal Oktober.
Film yang diadaptasi dari novel Eka Kurniawan ini dibintangi oleh Marthino Lio (berperan sebagai Ajo Kawir), Ladya Cheryl (Iteung), Reza Rahadian (Budi Baik), Ratu Felisha (Jelita) dan Sal Priadi (Tokek).
Bercerita tentang Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati. Hasratnya yang besar untuk bertarung didorong oleh sebuah rahasia — ia impoten. Ketika berhadapan dengan seorang petarung perempuan tangguh bernama Iteung, Ajo babak belur hingga jungkir balik — dia jatuh cinta.
Selain "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas", World Focus juga menayangkan "The Box" dari Lorenzo Vigas, "Libertad" dari Clara Roquet, "Veneciafrenia" dari Álex de la Iglesia, "Il Buco" dari Michelangelo Frammartino, "Murina" dari Antoneta Alamat Kusijanović, "Swan Song" dari Todd Stephens dan "Terrorizers" dari Ho Wi Ding.
Pada Agustus 2021, film Edwin berhasil membawa pulang Golden Leopard, hadiah utama dari sesi kompetisi internasional (Concorso Internazionale) yang diadakan oleh Locarno International Film Festival 2021.
Edwin merupakan orang Indonesia pertama yang memenangkan Golden Leopard, penghargaan tertinggi yang pernah dimenangkan oleh sutradara kaliber dunia seperti Stanley Kubrick, Mike Leigh, Jafar Panahi, dan Jim Jarmusch. Selain itu dalam lima tahun terakhir, baru kali ini film panjang Indonesia memenangkan hadiah utama di festival bergengsi Eropa.
Baca juga: Tiga film Indonesia masuk seleksi Festival Film Busan 2021
Baca juga: Filmnya menang di Locarno, Edwin puji totalitas tim dan pemain
Baca juga: "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" cetak sejarah di Locarno
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021