Kalis mengatakan membicarakan perihal perencanaan keluarga khususnya seputar masalah memiliki anak atau penggunaan kontrasepsi harus dilakukan sebelum menikah.
Baca juga: Tindakan preventif bagi orang tua sebelum izinkan anak PTM
Kedua belah pihak setidaknya harus mengungkapkan sudut pandang masing-masing mengenai rencana masa depannya, agar tidak ada yang merasa dirugikan kemudian hari.
"Hal-hal semacam ini sudah dibicarakan sebelum pernikahan termasuk hak-hak tubuh termasuk cara pandang laki-laki terhadap tubuhnya sendiri dan tubuh perempuan," ujar Kalis dalam webinar "Hari Kontrasepsi Sedunia" pada Rabu.
"Kalau lagi pacaran, jangan yang diomongin rencana pernikahan atau mau pakai wedding organizer-nya yang mana. Kalau menikah itu hal pertama yang harus diingat adalah ada tubuh lain yang akan hidup berdua seumur hidup," lanjutnya.
Menurut Kalis membuat kesepakatan sebelum menikah tentang masalah reproduksi bukanlah hal yang sensitif atau tabu. Jangan sampai, ada pihak yang wanita merasa tertekan karena harus melahirkan, menyusui, mengurus anak dan juga dipaksa untuk menggunakan alat kontrasepsi.
"Beli pakaian aja milihnya bisa sejam, pertimbangannya banyak, masa pilih pasangan hidup yang akan seumur hidup bersama tidak pernah membicarakan itu saat pacaran," kata Kalis.
"Itu penting banget anak-anak muda untuk tahu dan kalau bisa bikin kesepakatan dari awal siapa yang akan pakai kontrasepsi laki-lakinya atau bergantian," imbuhnya.
Menurut Kalis tidak ada hal yang sensitif atau tabu jika mengenai tubuh, sebab ini akan berpengaruh pada kehidupan di masa depan khususnya dalam hal pernikahan.
"Ini bukan hal-hal yang sensitif kok, ini kan tentang hidup kita, bagaimana hidup ke depan dan perlu dibicarakan," ujarnya.
Baca juga: Rayakan hari jadi ke-60, Mothercare hadirkan ragam promosi
Baca juga: Cara orang tua dukung minat anak jadi kreator konten sedari dini
Baca juga: Membangun relasi dapat menjaga kesehatan mental anak
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021