• Beranda
  • Berita
  • PJB Paiton-AIS Forum UNDP berdayakan wirausahawan perempuan pesisir

PJB Paiton-AIS Forum UNDP berdayakan wirausahawan perempuan pesisir

30 September 2021 11:16 WIB
PJB Paiton-AIS Forum UNDP berdayakan wirausahawan perempuan pesisir
Kegiatan pelatihan Womenpreneurship Support Program kerja sama AIS Forum dan PJB Paiton. ANTARA/HO-AIS Forum.

Kami harap dengan program ini, wirausahawan perempuan dapat memperluas jangkauan usahanya

PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit (PJB UP) Paiton bersama Archipelagic and Island States (AIS) Forum yang digagas UNDP (Program Pembangunan PBB) membuat program pemberdayaan wirausahawan perempuan di kawasan pesisir.

"Dewasa ini makin banyak perempuan yang berkreasi menciptakan bisnis mereka sendiri, mengupayakan ekonomi yang berkelanjutan bagi keluarganya, dan menjadi pembuka lapangan kerja bagi komunitas di lingkungannya," kata Program Manager AIS Forum Abdul Wahid Situmorang dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan Kadin Indonesia memperkirakan setidaknya ada 30 juta UMKM Indonesia yang terdampak oleh pandemi.

Wirausahawan perempuan menjadi salah satu kelompok yang terkena imbas dampak pandemi paling tinggi, di mana studi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan sekitar 22 persen usaha yang dipimpin oleh perempuan di wilayah Asia Timur dan Pasifik terpaksa tutup akibat pandemi. Angka ini cukup tinggi dibandingkan usaha yang tutup dan dipimpin oleh laki-laki, yaitu sekitar 16 persen.

"Minimnya pengetahuan dan kemampuan adaptif untuk mengelola bisnis merupakan salah satu faktor penyebab rapuhnya UMKM terhadap pandemi. Kondisi ini akan menjadi semakin pelik apabila penetrasi teknologi informasi tidak mampu diadopsi oleh wirausahawan perempuan, sehingga gap antara pelaku UMKM dengan bisnis besar akan semakin lebar," ucapnya.

Untuk itu, AIS Forum menggandeng sejumlah pihak dalam meluncurkan Womenpreneurship Support Program, yang menyasar wirausahawan perempuan di wilayah pesisir Indonesia.

"Kami harap dengan program ini, wirausahawan perempuan dapat memperluas jangkauan usahanya dengan beradaptasi mengikuti tren terkini serta dapat meningkatkan produktivitas bisnis mereka," kata Abdul Wahid.

Womenpreneurship Support Program yang digagas bersama AIS Forum dan PJB UP Paiton ini merupakan komitmen jangka panjang.

Program ini akan dimulai dengan peningkatan kapasitas pengetahuan digital bagi para wirausahawan perempuan di Desa Banyuglugur dan Desa Binor, wilayah pesisir pantai perbatasan antara Kabupaten Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur.

Rencana pemberdayaan ini merupakan bagian dari kerangka besar corporate social  responsbility (CSR) PJB UP Paiton yang akan berlangsung hingga 2023.

General Manager PT PJB UP Paiton, Ir. Maryono, S.T, M.MT, IPU, ASEAN ENG mengatakan pihaknya bangga bermitra dengan AIS Forum untuk memberikan pelatihan demi meningkatkan mata pencaharian wirausahawan perempuan sekaligus melestarikan lingkungan dengan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan.

"Sebagai negara kepulauan, laut merupakan salah satu sumber daya alam paling penting bagi Indonesia. Ada banyak komoditas laut yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih besar agar dapat menopang perekonomian warga pesisir dengan lebih baik lagi. Wirausahawan perempuan di wilayah pesisir Banyuglugur sudah memulainya dengan menghasilkan produk-produk industri rumahan berbahan dasar ikan. Nilai jual produk ini sangat tinggi, sehingga sudah sangat tepat sekali jika dapat dipromosikan ke pasar yang lebih luas, sehingga bisa menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan bagi wirausahawan perempuan binaan kami," ucapnya.

Womenpreneurship Support Program ini akan berfokus untuk memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas wirausahawan perempuan di Desa Banyuglugur sebagai salah satu proyek rintisan, selama kurang lebih lima bulan.

Di Indonesia, Womenpreneurship Support Program ini akan menyasar hingga 1.500 pengusaha UMKM dari kelompok marjinal termasuk perempuan, anak muda, dan penyandang disabilitas.

Program ini akan menyasar 10 lokasi, utamanya wilayah tengah dan timur Indonesia, mencakup Manado, Palu, Bali, Mandalika, Lombok, Pulau Timor, Sumba, Kupang, Ambon, dan Papua sebagai titik-titik potensial.

Baca juga: Menteri LHK ajak kaum perempuan jadi pelopor isu perubahan iklim
Baca juga: Program SAPA diharap dapat tingkatkan daya saing UMKM perempuan
Baca juga: Perempuan wirausaha indikator Desa Ramah Perempuan & Peduli Anak

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021