"Kecerdasan buatan sudah berkembang setidaknya dua dekade, dan sudah menjadi bagian sehari-hari kita," kata Mendikbud Ristek Nadiem dalam simposium virtual yang dihelat pada Kamis.
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan situasi global ini akan akselerasi AI ke berbagai bidang dan berdampak besar pada dunia kerja di masa depan, dan ini tidak bisa dihindari, apalagi kita hentikan. Sehingga, kita tidak ada pilihan lain selain menyiapkan diri untuk hadapi kecerdasan buatan melalui kecerdasan karakter," imbuhnya.
Baca juga: Qualcomm: Kecerdasan buatan akan berperan dalam program meniru manusia
Lebih lanjut, Menteri Nadiem mengatakan kecerdasan buatan akan bermanfaat untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan, tak terkecuali institusi pendidikan seperti perguruan tinggi.
"AI akan membantu perguruan tinggi mengakselerasi peningkatan mutu lembaga dan pembelajaran, sejalan dengan tujuan dari Merdeka Belajar - Kampus Merdeka," kata dia.
"Tugas administratif yang biasanya menumpuk saat pengajuan akreditasi dan menjadi beban dosen kini diringankan karena teknologi. Pembelajaran pun menjadi lebih personal sehingga mahasiswa bisa mengembangkan diri sesuai minat dan kemampuannya," ujarnya menambahkan.
Untuk menjawab tantangan masa depan, lanjut Nadiem, mahasiswa tidak hanya harus cerdas secara intelegensia, namun juga matang secara karakter.
"Kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, kebhinekaan global, kreativitas, kemandirian, dan ketangguhan, itu adalah karakter yang kita butuhkan untuk mampu bertahan di tengah perubahan yang semakin cepat ini," kata Mendikbud Ristek.
Ia pun berharap, mahasiswa Indonesia nantinya bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak sehingga mampu menatap masa depan dengan berbagai solusi baru dan mudah pengaplikasiannya.
"Dengan perkembangan teknologi saat ini, tantangan pasti tidak mudah di masa depan. Dengan semangat Kampus Merdeka, saya yakin teman-teman nantinya akan menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia dan dunia," kata Menteri Nadiem.
Baca juga: Facebook rancang chip berbasis pembelajaran mesin
Baca juga: Facebook minta maaf soal label primata akibat ketidakcermatan AI
Baca juga: Huawei ampu kelas lanjutan AI untuk mahasiswa dan umum
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021