"Seiring dengan perbaikan ini, pelaku manufaktur nasional akan kembali membuka lapangan kerja serta meningkatkan stoknya demi memenuhi peningkatan permintaan yang sedang terjadi sejak September 2021 pasca dilonggarkannya kebijakan PPKM di sejumlah daerah," kata Febrio dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Selain itu, ia menilai perbaikan indikator PMI tersebut juga saling mendukung dengan indikator ekspor, khususnya nonmigas yang terus mencatatkan pertumbuhan double digit.
Baca juga: Kemenperin: PMI manufaktur RI pada September 2021 lampaui China
Adapun indikator aktivitas manufaktur kembali menunjukkan arah pemulihan yang semakin kuat, yaitu sebesar 52,2 di bulan September 2021 sehingga mencatatkan zona ekspansi dan meningkat dari Agustus yaitu 43,7.
"Perbaikan aktivitas sisi produksi terjadi sangat cepat, sejalan dengan kemajuan pengendalian pandemi COVID-19 yang juga berjalan sangat cepat dan efektif " ungkap Febrio.
Di sisi lain, sambung dia, peningkatan laju pemulihan aktivitas konsumsi tercermin dari inflasi September 2021 yang tercatat 1,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), meningkat tipis dari angka Agustus 1,59 persen (yoy).
Baca juga: Kemenkeu: PMI manufaktur RI ekspansi ke level 52,2 pada September
“Selain menggembirakan, perbaikan yang cepat baik di sisi produksi maupun konsumsi adalah penanda bahwa pemerintah harus terus mempertahankan kerja kerasnya terkait penanganan pandemi agar kasus terus terkendali. Ini harus diperkuat dengan akselerasi vaksinasi," ucap Febrio.
Di samping itu, Febrio berpendapat kerja sama masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan harus terus didorong menjadi budaya baru untuk memperkuat percepatan pemulihan ekonomi lebih lanjut.
"Kami cukup konfiden memasuki triwulan keempat pemulihan ekonomi akan terus semakin menguat”, tutupnya.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021