"Jadi kami minta masyarakat atau siapapun jangan sembarangan buang sampah, apalagi limbah obat-obatan. Kita jaga lingkungan kita, laut kita. Di situ penting kita jaga kebersihannya dan ekosistem laut kita," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Baca juga: DKI Jakarta dalami temuan kandungan paracetamol di Teluk Jakarta
Adapun terkait temuan itu, Riza mengatakan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan menindaklanjuti. Pasalnya selama ini, DLH memang melakukan pemantauan secara rutin terhadap kualitas air laut, namun, parasetamol tidak masuk dalam parameter yang digunakan dalam pengujian.
"Kita tunggu hasilnya, sedang diteliti oleh DLH DKI Jakarta," ujar Riza.
Sebelumnya, sebuah studi berjudul "Konsentrasi Tinggi Paracetamol di Wilayah Perairan Teluk Jakarta, Indonesia" yang ditulis peneliti Oseanografi LIPI Wulan Koagouw dan beberapa peniliti lain, melaporkan pencemaran parasetamol dengan konsentrasi tinggi di Teluk Angke dan Ancol yang ada di wilayah Jakarta Utara.
Penelitian ini melibatkan sampel dari empat wilayah teluk di Jakarta dan satu di wilayah Jawa Tengah.
Baca juga: Ribuan ikan mati di pantai Ancol diduga karena limbah
Hasil dari penelitian sampel tersebut menunjukkan wilayah perairan tersebut telah terkontaminasi, dan beberapa kandungannya adalah senyawa dari obat-obatan.
Data pada penelitian awal ini menunjukkan sejauh mana kualitas wilayah perairan tersebut. Hasilnya adalah kandungan yang ada di perairan tersebut melewati batasan paramater dari standar kualitas air laut di Indonesia.
Kemudian yang menarik dari hasil penelitian tersebut adalah ditemukan kandungan parasetamol yang tinggi pada dua wilayah di Jakarta, yaitu Angke dan Ancol.
Kandungan parasetamol yang terkandung di Angke bahkan mencapai 610 nanogram per liter. Sedangkan di Ancol kandungannya mencapai 420 nanogram per liter.
Baca juga: Aktivitas pabrik makanan olahan di Jakarta Utara cemari Kali
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021