Ledakan bom itu juga melukai empat personel penjaga perdamaian PBB, berdasarkan keterangan pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali.
Peristiwa tersebut terjadi di dekat Kota Tessalit.
Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian itu berjarak beberapa hari dari peristiwa penyergapan terhadap konvoi kendaraan pertambangan di Mali selatan yang menewaskan lima polisi.
Kelompok bersenjata yang terkait dengan organisasi teroris Al Qaida mengaku bertanggung jawab atas serangan awal pekan tersebut.
Baca juga: Milisi Mali bunuh 51 orang saat serang sejumlah desa
"Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai pasukan penjaga perdamaian dalam waktu lama," kata Kepala Misi PBB di Mali (MINUSMA), El Ghassim Wane, dalam pernyataan.
MINUSMA mengerahkan 13 ribu pasukan penjaga perdamaian untuk menghadapi aksi kekerasan kelompok bersenjata di bagian utara dan tengah Mali.
Sejak 2013, sebanyak 255 anggota penjaga perdamaian PBB di Mali tewas akibat aksi kekerasan.
Serangan bersenjata oleh kelompok teroris dan milisi lain sering terjadi di sebagian besar Mali dan negara-negara tetangganya, Burkina Faso dan Niger, meskipun pasukan internasional dalam jumlah besar ditempatkan di wilayah-wilayah itu.
Serangan orang kelompok-kelompok bersenjata itu menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan jutaan lainnya mengungsi.
Sumber : Reuters
Baca juga: Menlu Rusia: Mali minta bantuan ke perusahaan militer milik swasta
Baca juga: Uni Afrika tangguhkan keanggotaan Mali setelah kudeta militer
Sekjen PBB serukan gencatan senjata dan perangi COVID-19
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021