Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan mahasiswa dapat menghadapi tren perubahan dalam dunia kerja melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik Kewirausahaan (KKN-TKWU).
“Salah satu kegiatan turunan dari KKN Tematik adalah KKN-TKWU atau KKN Tematik Wirausaha. Mahasiswa yang mengikuti KKN Wirausaha berkesempatan untuk mengembangkan keterampilan entrepreneurship mereka sebagai persiapan menghadapi tantangan di masa mendatang,” kata Nadiem dalam Konferensi Nasional bertajuk “Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan yang Inklusif” yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Mendikbud : KKN tematik COVID-19 libatkan 5.600 mahasiswa
Nadiem menuturkan di masa depan akan terjadi perubahan dalam dunia kerja yang jauh lebih cepat dan drastis. Sehingga, akan menciptakan jenis pekerjaan baru yang berkembang, namun secara bersamaan dapat menghilangkan beberapa pekerjaan saat ini yang dianggap tidak lagi dibutuhkan.
Program KKN-TKWU yang dimasukkan dalam pembelajaran di Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu merupakan respons Kemendikbudristek atas tren perubahan global untuk mendorong mahasiswa belajar di luar kampus dan berkontribusi pada pengembangan potensi suatu daerah.
Lebih lanjut, dia menjelaskan karena KKN-TKWU merupakan turunan dari program KKN Tematik biasa, program itu dirancang secara lebih terstruktur dan lebih fokus untuk dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa sebagai bekal menghadapi tantangan di masa depan.
“Untuk itulah kami mengembangkan delapan program Kampus Merdeka dengan jaminan pendanaan dan transfer kredit 20 SKS. Salah satu program dari Kampus Merdeka adalah KKN Tematik yang memberikan kesempatan mahasiswa berkontribusi langsung mengembangkan potensi daerah,” ujar Nadiem.
Kerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID), kata Nadiem, sudah lebih dari 3.100 desa di 146 kabupaten yang menjadi kawasan pelaksanaan KKN-TKWU.
Baca juga: 40.000 mahasiswa ikuti KKN tematik kewirausahaan
“Ke depan, kita akan terus meningkatkan jumlah tersebut dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa. Mahasiswa yang belajarnya dengan merdeka, akan menjadi generasi penerus yang memerdekakan bangsanya di masa depan. Oleh karena itu, mari kita terus menguatkan kolaborasi dan bergerak serentak untuk mewujudkan merdeka belajar,” ucap dia.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam mengatakan melalui Kampus Merdeka Belajar yang menyediakan program KKN-TKWU, mahasiswa dapat memilih mata kuliah seluas-luasnya untuk menjadi bekal di masa depan.
“Itulah ada Kampus Merdeka, dimana mahasiswa bisa memilih mata kuliah yang seluas- luasnya untuk bekal masa depannya. Jadi, kesempatan sampai tiga semester berada di luar program studinya,” kata Nizam.
Nizam mengatakan meskipun jurusan yang diambil oleh mahasiswa tidak sesuai dengan minat dan bakat wirausahanya, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah di fakultas ekonomi dan bisnis serta selama dua semester penuh dapat melakukan berbagai macam kegiatan di luar kampus.
Bagi mahasiswa yang ingin mencoba membangun bisnis start up, lanjutnya, dapat menghubungi pihak universitas untuk mendapatkan bimbingan yang terstruktur bersama para mentor yang telah berhasil mendirikan start up tersebut.
“Yang ingin menjadi wirausahawan bisa mulai inisiatif start up-nya dengan dibimbing secara terstruktur oleh kampus bersama para mentor yang start up-nya sudah berhasil. Itu bisa dilakukan,” ujar dia.
Baca juga: Kemristekdikti luncurkan KKN tematik Citarum Harum
Ia berharap melalui program mitra kunci tersebut akan semakin banyak perguruan tinggi yang bertransformasi menuju pembelajaran yang meningkatkan potensi mahasiswa.
“Semoga melalui program mitra kunci ini, semakin banyak perguruan tinggi yang bertransformasi menuju pada pembelajaran yang lebih memerdekakan potensi mahasiswa dan membangun semangat kewirausahaan pemerintah terutama kewirausahaan sosial,” kata Nizam.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021