Pengamat politik kebangsaan dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Dr Arqam Azikin menilai pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dijejer di depan Istana Merdeka Jakarta adalah bagian dari modernisasi....dan itu bagian dari tanggung jawab kepada rakyat.
"Alutsista yang dijejer depan Istana Merdeka adalah bagian dari modernisasi alat utama persenjataan bangsa ini, dan itu bagian dari tanggung jawab kepada rakyat," ujar Arqam Azikin, di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan, dengan memamerkan alutsista itu kepada masyarakat, TNI tetap menjaga identitasnya sebagai tentara yang lahir dari rahim rakyat.
Modernisasi alat utama sistem persenjataan bangsa ini baik yang dibeli dari luar negeri maupun yang dimodifikasi maupun dihasilkan dari karya anak bangsa, membuat alutsista semakin kuat.
Menurut dia, membahas mengenai alutsista tidak bisa terlalu terbuka, karena itu adalah teknis dan bagian dari rahasia serta keamanan negara.
"Alutsista adalah bagian terpenting dari bangsa dengan TNI sebagai bagian dari komponen pertahanan negara. Memodernisasi alutsista penting untuk menjaga kedaulatan negara," katanya pula.
Arqam menerangkan, pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI juga menjelaskan tentang apa itu tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional.
Dia mengatakan keempatnya sangat penting, karena tentara rakyat itu anggotanya berasal dari rakyat, sehingga menjadikan TNI dekat dengan rakyat dan bisa dilihat dari perjalanan bangsa ini sejak zaman penjajahan.
Tentara pejuang lebih kepada bagaimana tentara menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan apa pun tantangan yang dihadapinya.
Tentara nasional yaitu tentara yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan golongan, suku, agama, dan kelompok. Sementara tentara profesional yang terlatih, terdidik dan diperlengkapi secara baik tidak berpolitik praktis.
Baca juga: Presiden: Pameran alutsista bentuk transparansi kepada publik
Baca juga: Warga antusias berswafoto di kendaraan P6 ATAV pameran alutsista
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021