Tim tuan rumah mendominasi perolehan medali emas balap motor roadrace PON Papua yang digelar di Sirkuit Fregeb Waninggap, Tanah, Miring, Rabu.Strateginya yang pasti kami melihat keadaan pada lap-lap awal siapa yang bisa lepas di depan dan siapa yang bisa backup di belakang
Diperkuat oleh para pebalap muda dan senior yang telah mengenyam pengalaman di sejumlah kejuaraan nasional bahkan tingkat Asia, tim roadrace Papua membawa pulang tiga medali emas sesuai dengan target awal mereka.
Emas pertama tim tuan rumah dipersembahkan oleh Boy Arby Febri dan Gupita Kresna dari kelas modifikasi beregu.
Baca juga: Papua boyong emas ketiga roadrace PON lewat kemenangan Ahwin Sanjaya
Boy finis pertama di balapan sepanjang 20 putaran itu sedangkan Gupita menjaga jaraknya di P7.
Di nomor beregu, masing-masing tim diwakili oleh dua pebalap. Pebalap yang finis pertama akan mendapat satu poin, runner-up mendapat dua poin dan seterusnya.
Urutan peringkat di kelas beregu ditentukan oleh jumlah poin terkecil dari kedua pebalap yang dimiliki tim.
Kelas modifikasi diperuntukkan bagi pebalap usia 20 tahun ke atas meskipun menggunakan spesifikasi motor yang sama yaitu Yamaha MX-King 150cc untuk kelas standar bagi usia 10-20 tahun.
Boy dan Gupita, yang merupakan wildcard tim Papua B, memiliki akumulasi poin terkecil yaitu delapan sehingga berhak naik podium teratas dan mempersembahkan emas pertama bagi Papua di balap motor.
Sementara itu medali perak jatuh ke tangan tim Jawa Barat setelah Wawan Wello dan Rio Adrianto finis P4 dan P8 dengan total 12 poin.
Medali perunggu direbut Jawa Tengah lewat Muhammad Erfin Firmansyah dan Reza Hanum Subentra yang finis P5 dan P9.
Kontingen Papua memiliki keuntungan sebagai tuan rumah dan berhak menurunkan dua tim yaitu Papua A dan Papua B.
Baca juga: Fahmi Basam boyong emas road race kedua bagi tuan rumah Papua
Papua A diperkuat pebalap Ahwin Sanjaya dan Syahrul Amin, namun sayang tim pertama gagal mengamankan podium namun turut berperan dalam kemenangan tim B.
"Alhamdulillah ini keuntungan kami sebagai tuan rumah, kami dapat free practice duluan, kami dapat mengenal sirkuit duluan dan dapat Grup A dan Grup B," kata Boy.
"Semua berjalan sesuai ekspektasi. Strateginya yang pasti kami melihat keadaan pada lap-lap awal siapa yang bisa lepas di depan dan siapa yang bisa backup di belakang.
"Juga tertolong semua teman-teman," kata Boy.
Emas kedua Papua datang dari kelas standar perorangan ketika Fahmi Basam tampil dominan sejak start dari pole hingga finis 0,042 detik di depan pebalap Jawa Tengah Wahyu Nugroho. Sedangkan Radeta Aryakhanafi melengkapi podium untuk tim Sumatera Selatan.
Fahmi sebenarnya juga memiliki peluang merebut medali emas di nomor standar beregu yang dipertandingkan paling awal hari ini. Ia tak terkejar oleh lawan-lawannya sejak start terdepan hingga finis pertama.
Akan tetapi, nasib sial dialami tandemnya, yaitu Muhammad Nicky Hayden, yang setelah start P7 terlibat senggolan dengan pebalap lain hingga terjatuh.
Pebalap kelahiran Yogyakarta itu bangkit dan harus berjuang dari P24 hingga finis P15.
Baca juga: Pebalap DKI Fadly kecelakaan saat berlomba di nomor road race
Alhasil tandem Fahmi dan Nicky harus puas dengan medali perunggu di kelas beregu.
Gagal di nomor beregu tak menyurutkan semangat Ahwin Sanjaya di nomor modifikasi perorangan.
Pebalap yang sudah sering merasakan podium di kejuaraan Asia itu menunjukkan kelasnya.
Ahwin memiliki bekal start dari P2 membayangi poleitter juara Asia Gerry Salim yang membela tim Jawa Timur.
Tak ingin terburu-buru, Ahwin menyimpan tenaga dan bannya di awal lomba dan baru melakukan serangan di lap-lap terakhir demi mengklaim kemenangan.
"Saya mengatur strategi di lap-lap awal saya tidak untuk berusaha push untuk fight di depan.
"Dan di akhir lap saya berusaha untuk mengatur strategi untuk merangsek ke depan dan strategi saya berhasil."
Ahwin mengalahkan pebalap Kalimantan Timur Fitriansyah Kete dengan margin sangat tipis 0,015 detik sedangkan Boy Arby Febri kembali naik podium setelah mengamankan perunggu untuk Papua di kelas tersebut.
Baca juga: NTB ukir sejarah dengan emas roadrace modifikasi beregu PON Papua
Tim roadrace Papua yang dipimpin pelatih M. Fadli Imamuddin melakukan selebrasi di paddock paling ujung Sirkuit Tanah Miring setelah target tiga emas mereka tercapai.
"Secara tidak langsung ini sesuai dengan yel-yel kami 'emas... emas... emas', tiga emas," kata Fadli yang dimandati menukangi tim roadrace Papua sejak 2019 itu.
"Sebenarnya dari awal saya datang ke sini saya optimistis saja dengan anak-anak, karena mudahnya mereka menjaga kekompakan.
"Ketika memiliki motor yang sama pasti semua kontingen memiliki kesempatan yang sama, tinggal finishing saja yang membuat mereka juara atau tidak," kata Fadli yang juga atlet para-sepeda itu.
Sedikitnya bonus tiga miliar rupiah telah menunggu tim roadrace Papua seperti yang dijanjikan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe bagi atlet peraih medali emas.
"Insyaallah tim pelatih akan kawal ini, berusaha agar hak-hak kami terpenuhi setelah kami menyelesaikan kewajiban kami," kata Fadli.
Sementara itu satu emas dari empat yang diperebutkan di nomor roadrace hari ini dibawa pulang oleh duet tim Nusa Tenggara Barat Aldias Aqsal Ismaya/Nyoman Rajendra Shanti Pala dari kelas standar beregu.
Cabang olahraga bermotor PON Papua masih menyisakan empat medali emas untuk diperebutkan di nomor motorcross yang akan digelar pada 9 Oktober mendatang.
Baca juga: Emas road race modifikasi beregu PON Papua milik tuan rumah
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021