• Beranda
  • Berita
  • 1.211 balita di Aceh Besar derita kekerdilan selama 2021

1.211 balita di Aceh Besar derita kekerdilan selama 2021

7 Oktober 2021 18:53 WIB
1.211 balita di Aceh Besar derita kekerdilan selama 2021
Ilustrasi - Mural Stunting. ANTARA/HO.
Sebanyak 1.211 balita di Kabupaten Aceh Besar menderita kekerdilan (stunting) hingga Oktober 2021, angka tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni 1.537 balita.

"Ada sekitar 1.211 balita (anak di bawah lima tahun) yang mengalami stunting selama 2021, jumlah ini berdasarkan data aplikasi e-PPGBM per 7 Oktober," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar Anita, di Aceh Besar, Kamis.

Sebanyak 1.211 kasus kekerdilan tersebut tersebar di beberapa Kecamatan yakni Ingin Jaya menjadi penyumbang terbanyak mencapai 116 kasus. Kemudian, Darul Imarah sebanyak 115 balita, Indrapuri 99 balita, Mesjid Raya 93 dan di wilayah lainnya.

"Kalau yang paling rendah itu di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba, yakni empat balita stunting,” ujarnya.

Baca juga: Program Geunaseh turunkan stunting jadi 11,2 persen di Sabang

Baca juga: Ibu hamil di Aceh Jaya dapat Rp500.000 per bulan cegah kekerdilan


Jumlah kasus stunting di Aceh Besar sejak tiga tahun terakhir naik turun, antara lain pada 2019 terdapat 537 kasus, 2020 meningkat menjadi 1.537 kasus dan hingga 7 Oktober 2021 sebanyak 1.211 kasus.

Anita menyampaikan, peningkatan angka tersebut tidak terlepas dari penerapan e-PPGBM yang semakin maksimal serta usaha petugas Puskesmas Aceh Besar dalam memasukkan data.

Dirinya berharap Puskesmas di Aceh Besar dapat disiplin dalam memasukkan data, khususnya terkait kekerdilan, terutama saat memonitor kegiatan posyandu.

“Karena semakin banyak data yang dimasukkan, maka semua data sasaran di dalam wilayah kerja akan muncul yang sebenarnya,” kata Anita.

Dalam upaya menekan jumlah angka kekerdilan tersebut, Dinkes Aceh Besar terus melakukan advokasi dengan lintas terkait melalui rembuk kekerdilan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM), seperti petugas atau kader posyandu.

Kemudian, pihaknya juga melakukan upaya perbaikan gizi untuk ibu hamil dan balita mulai dari 1.000 HPK dengan pemberian PMT-pemulihan.

Selain itu, juga melakukan delapan aksi integrasi intervensi penurunan angka kekerdilan bersama Bappeda beberapa instansi terkait lainnya.

“Kita juga melakukan integrasi dengan Baitul Mal Aceh dalam rangka intervensi program penurunan stunting 2021, semoga upaya tersebut dapat memberi solusi dalam menurunkan angka kasusnya," demikian Anita.*

Baca juga: Anak penderita stunting di Banda Aceh mencapai 364 orang

Baca juga: Anggota DPR ajak masyarakat perangi stunting

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021