Atlet binaraga perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Sujarwanto alias Jay Rambo tidak mau disebut mirip dengan Ade Rai karena berambut panjang dalam penampilan perdananya di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.Tidak ada atlet yang saya idolakan. Kalau ditanya siapa atlet favorit saya, ya saya diri saya sendiri
"Ini memang baru (memelihara rambut panjang). Biasanya saya tampil cepak," kata Jay Rambo saat saat menyaksikan laga angkat besi di Auditorium Uncen, Jayapura, Jumat.
Meski banyak yang menyebut Jay mirip dengan Ade Rai, namun postur tubuh serta rambut panjang hitam terurai dan berewok tipis di dagu sengaja dia bentuk bukan untuk menyerupai orang lain.
"Tidak lah, masih banyak yang lebih mirip. Ini (penampilan) karena saya lagi kepingin aja tampil begini," katanya.
Jay adalah seorang pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga di Provinsi Kalimantan Timur sekaligus seorang atlet binaraga yang berprestasi.
Sudah banyak prestasi yang diraihnya dan hingga saat ini ia masih bersemangat untuk meraih prestasi lainnya baik lokal maupun internasional.
Prestasinya antara lain juara 2 kelas 80kg dalam ajang PORPROV di Kalimantan Timur tahun 2010, Juara 1 kelas 75kg Kejurda Kaltim 2011, juara 3 kelas 75kg DNI Champion tahun 2012, dan juara 1 kelas 80kg KNPI Kaltim tahun 2013.
Namun walaupun Sujarwanto sukses dalam hobinya di bidang fitness, ia tidak mengabaikan kesibukan pekerjaannya sebagai Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga.
Pria kelahiran Jombang 1984 itu mengaku ingin menjadi dirinya sendiri untuk menjadi atlet profesional melalui latihan yang keras serta disiplin waktu.
"Tidak ada atlet yang saya idolakan. Kalau ditanya siapa atlet favorit saya, ya saya diri saya sendiri," katanya.
Jay berlatih lima kali dalam sepekan, yaitu setiap Senin sampai jumat. Namun di hari Sabtu dia memilih latihan kardio seperti berenang untuk mengoptimalkan latihannya.
Dalam sepekan semua bagian otot akan mendapatkan dua kali porsi latihan, namun saat akan mengikuti kontes, dia akan menambahnya menjadi tiga atau empat kali porsi latihan dalam jadwal yang tidak baku.
"Misalnya pada otot dada yang seharusnya sepekan dua kali porsi latihan dengan beban maksimal, saat akan pertandingan saya akan mengurangi beban, namun memperbanyak porsinya diubah menjadi tiga kali dalam satu pekan," katanya.
Untuk diet, pria penyuka omlete sayur dan jus mangga ini mengaku mengalami sedikit kesulitan, yaitu kesulitan dalam mengontrol emosinya saat diet.
“Kalau diet itu sendiri sudah pasti, selain itu faktor tempramen juga menjadi hal terburuk dalam binaraga selama saya menjalani binaraga. Kita susah ngontrol emosi waktu saat diet,” katanya.
Baca juga: Ulat sagu alternatif protein dari menu kearifan lokal Papua
Baca juga: Iwan Samuray dan emas Papua tebusan gym Rp1,7 miliar
Baca juga: Levi Rumbewas dan mesin waktu PON Papua
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021