"Tahun 2022, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyiapkan program terobosan perikanan budidaya dengan pendekatan ekonomi biru," kata Tb Haeru Rahayu, yang akrab disapa Tebe, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Menurut Tebe, konsep ekonomi biru yang diusung oleh pihaknya dilakukan melalui optimalisasi sumber daya perikanan budidaya secara produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Ia menyatakan bahwa penerapan ekonomi biru dalam perikanan budidaya melalui penerapan inovasi dan teknologi harus memperhitungkan keseimbangan antara dampak ekonomi dan dampak ekologi.
"Dengan demikian, dihasilkan produksi ikan yang optimal dan berdaya saing serta meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat yang efisien, juga yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Tebe juga memaparkan bahwa udang sebagai salah satu komoditas utama pendukung kebijakan pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor, yang didukung riset kelautan dan perikanan, memerlukan kebijakan budidaya udang yang mendukung keseimbangan antara kepentingan ekonomi maupun ekologi.
Dari sisi ekonomi, masih menurut dia, KKP telah meyiapkan strategi peningkatan produksi budidaya udang hingga mencapai 2 juta ton pada tahun 2024 di antaranya dengan skema konsep revitalisasi tambak tradisional seperti yang saat ini diterapkan di beberapa Kabupaten meliputi Aceh Timur, Lampung Selatan, Sukamara, Buol dan Cianjur.
Tebe melanjutkan strategi berikutnya yang dicanangkan oleh KKP ialah melalui skema konsep modelling tambak udang modern, selain produktivitas yang lebih tinggi serta melalui mekanisasi dan digitalisasi.
Konsep tersebut juga mengintegrasikan sektor hulu untuk ketersediaan benur dan pakan dengan sektor hilir untuk proses pasca panen dengan ketersediaan gudang beku, pabrik es, serta peralatan pengolahan.
Terkait pembangunan kampung budidaya tawar, payau dan laut berbasis komoditas unggulan dan komoditas kearifan lokal, KKP juga telah membuat model percontohan kampung budidaya melalui rehabilitasi kolam, mesin pakan mandiri, unit pakan mandiri skala medium dan bantuan alat berat seperti ekskavator.
"Dengan model percontohan tersebut, yang didukung pengembangan usaha melalui kegiatan asuransi budidaya dan sertifikasi lahan serta penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang stabil dan berkelanjutan, produktivitas tiap komoditas diharapkan mampu meningkat di setiap kampung budidaya," ujar Tebe.
Melalui rencana kerja dan kebijakan yang terukur, pada tahun 2022 produksi perikanan budidaya diproyeksi mencapai 20,54 juta ton yang meliputi 8,69 juta ton ikan dan 11,85 juta ton rumput laut. Sedangkan produksi ikan hias ditargetkan mencapai 2,1 miliar ekor. Dari sisi kesejahteraan, pendapatan rata+rata pembudidaya diharapkan dapat meningkat hingga Rp3,55 juta per bulan.
Baca juga: IE2I: Ekonomi biru faktor penting dongkrak perekonomian nasional
Baca juga: Skema tambak udang terobosan Menteri Trenggono sesuai ekonomi biru
Baca juga: Menteri Trenggono: Penataan ruang laut akan bermuara ke ekonomi biru
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021