“Penerima manfaat dari aplikasi ini tentu saja bukan hanya instansi kesehatan di wilayah Dinkes saja, namun juga masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik," kata Kalepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina di Cibinong, Bogor, Jumat.
Aplikasi ini bertujuan untuk menghasilkan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pemantauan dan evaluasi gudang farmasi kesehatan yang sudah terintegrasi, sehingga lebih cepat dan tepat guna.
Menurutnya, inovasi tersebut menjawab permasalahan terkait pendataan di gudang farmasi milik Dinkes, terutama mengenai manajemen waktu dan keakuratan data. Pasalnya, pengelolaan data yang dilakukan oleh Dinkes saat itu masih menggunakan metode sederhana, yakni dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel.
Baca juga: Ade Yasin gandeng 17 Perguruan Tinggi di Bogor demi lahirkan inovasi
Baca juga: Ade Yasin pamerkan inovasi Pemkab Bogor
"Dengan adanya aplikasi 'Si Oke' diharapkan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan gudang farmasi kesehatan dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien,” kata Mike.
Inovasi Si Oke juga diterapkan oleh Dinkes Kabupaten Bogor pada 101 Puskesmas, satu Klinik Pusyankesja dan satu Gudang Farmasi Kesehatan di wilayahnya.
Sebelumnya, Bupati Bogor, Ade Yasin telah menyiapkan sebanyak 199 inovasi untuk menjadi bahan penilaian Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam ajang Indonesia Government Award (IGA) 2021.
"Sebenarnya kita ada sekitar 340 inovasi. Namun, hanya 199 inovasi daerah yang siap dinilai dan divalidasi oleh Badan Litbang Kemendagri. Saat ini, dengan keseriusan dan komitmen kita, peringkat Kabupaten Bogor ada di urutan pertama dan mudah-mudahan kita bisa lolos," kata Ade Yasin.*
Baca juga: Mahasiswa adu inovasi produk agroindustri di IPB
Baca juga: 150 peserta adu melahirkan inovasi untuk Kabupaten Bogor
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021