Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta pengujian dan pelacakan diterapkan maksimal untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat penerbangan internasional atau luar negeri kembali dibuka di Bali pada 14 Oktober 2021.Kita harapkan nantinya setelah tanggal 14 itu dibuka yang paling penting itu testing (pengujian) dan tracing (pelacakan)-nya betul-betul dikerjakan secara maksimal, terutama yang merah-merah itu agar diperbaiki, misalnya testing rerata mingguan di Ba
"Kita harapkan nantinya setelah tanggal 14 itu dibuka yang paling penting itu testing (pengujian) dan tracing (pelacakan)-nya betul-betul dikerjakan secara maksimal, terutama yang merah-merah itu agar diperbaiki, misalnya testing rerata mingguan di Bangli 57 persen, di Karangasem 34 persen, dinaikkan," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda Provinsi Bali, Denpasar, sebagaimana keterangan tertulis dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat.
Kepala Negara juga minta agar kemampuan pelacakan terus ditingkatkan di Bali.
"Tracing-nya juga sama, yang masih merah merah agar dinaikkan. Ini menurut saya hanya sentuhan kecil-kecil, tapi memang perlu dilakukan kalau kita sudah buka," katanya
Pemerintah telah memutuskan akan membuka penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada 14 Oktober 2021. Pembukaan penerbangan internasional itu merupakan bagian dari upaya membuka kembali aktivitas ekonomi Bali.
Pembukaan aktivitas ekonomi Bali ini sangatlah penting mengingat sumber utama penghasilan masyarakat berasal dari sektor pariwisata. Maka itu, menjelang 14 Oktober 2021 ini, Presiden minta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mempersiapkannya dengan baik.
"Kita harus siapkan secara detail infrastruktur, sehingga wisatawan datang, tetapi Covid-nya tetap terkendali," ujar Presiden.
Presiden juga minta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menunjukkan kesiapannya.
"Kita tunjukkan bahwa kita mampu mengelola, mampu mengendalikan dengan manajemen yang ada di lapangan," katanya.
Pada masa pandemi ini, jumlah wisatawan yang datang ke Bali sangat menurun. Tercatat, jumlah wisatawan asing menurun hingga 97 persen, jumlah wisatawan nusantara menurun 27 persen, dan tingkat hunian kamar hotel di bawah 20 persen.
Selain itu, Presiden minta agar pengalaman-pengalaman negara lain dalam menghadapi COVID-19 turut dipelajari, termasuk pentingnya disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Disiplin protokol kesehatan itu sangat menekan angka penyebaran COVID-19," kata Presiden.
Dari pengalaman beberapa negara, kata Presiden, vaksinasi merupakan hal penting yang harus dijalankan.
Di beberapa negara, kasus COVID-19 melonjak kembali, yang diiringi kenaikan angka kematian. Hal itu karena pembukaan aktivitas ekonomi tidak diimbangi dengan kecepatan vaksinasi, dan disiplin penerapan protokol kesehatan.
Tapi sebaliknya, di negara yang tingkat vaksinasinya tinggi, ketika aktivitas ekonomi dibuka, angka kasus kematiannya masih tetap rendah.
"Jadi artinya apa? Vaksinasi itu sangat menentukan," ujar Presiden.
Per 8 Oktober 2021, vaksinasi di Provinsi Bali telah mencapai 98 persen untuk dosis pertama dan lebih dari 80 persen untuk dosis kedua.
Meski demikian, Kepala Negara minta Pangdam dan Kapolda setempat untuk terus mendorong peningkatan vaksinasi di beberapa wilayah sebelum 14 Oktober 2021.
Presiden optimistis dan berani untuk memutuskan pembukaan penerbangan internasional ke Bali.
"Nanti secara teknis akan disampaikan oleh Pak Gubernur dan dari Pak Menko. Tapi intinya, kita harus menyiapkan infrastrukturnya, infrastruktur kesehatannya, dan tanggal 14 (Oktober) itu betul-betul dibuka itu siap betul. Kalau dari sisi vaksinasi sudah enggak ada masalah," kata Presiden.
Baca juga: Presiden minta jajaran persiapkan pembukaan pariwisata Bali dan Kepri
Baca juga: Aplikasi LOVEBALI akan diperbarui jelang pariwisata dibuka
Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai siap sambut kedatangan turis mancanegara
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021